Perjalanan Hidup Zulkifli Hasan, dari Pesan Ayah Sampai Ketua MPR
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima audiensi peserta final Lomba Cerdas Cermat (LCC) 2017 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Nusantara V, kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (10/7).
Zulkifli memotivasi lebih dari 340 pelajar asal 34 provinsi se-Indonesia untuk terus sukses. Di hadapan pelajar dan guru pendamping, Zulkifli memberikan semangat kepada anak-anak supaya terus menggapai mimpi. Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu bercerita soal perjalanan hidupnya. Mulai dari masa sekolah hingga sampailah sekarang menjadi ketua MPR.
Zul yang merantau dari Lampung ke Jakarta pernah menjadi juara umum di sekolahnya. Awalnya, dia menuntut ilmu di Pendidikan Guru Agama (PGA). Namun, Zul memutuskan merantau dan pindah ke sebuah SLTA di Jakarta. "Ayah saya waktu itu bilang kalau tidak juara kembali saja lagi ke kampung," kata Zulkifli.
Akhirnya, Zulkifli termotivasi. Dia terus belajar. Sampailah akhirnya Zul berhasil menjadi juara umum di SLTA. Nah, Zul pernah mendaftar di fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Namun, dia gagal.
Akhirnya dia masuk ke calon pegawai di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Di sini Zul hanya sembilan hari. Dia berhenti dan memilih berdagang. "Alhamdulillah tiga bulan sudah bisa beli sepeda motor," kata Zul yang awalnya bercita-cita punya mobil VW kodok itu.
Singkat cerita, Zul menjadi pengusaha, anggota DPR, menteri kehutanan, hingga ketua MPR. Kepada anak-anak, Zul menegaskan bahwa mereka bisa jauh lebih sukses dan hebat darinya. "Gantungkan cita-cita setinggi langit," tegasnya.
Namun, Zul mengatakan, untuk menggapai cita-cita tinggi tidak ada jalan datar. Pasti jalan mendaki penuh berliku serta penuh tantangan. "Tapi tidak ada ada halangan bagi anak-anak semua. Dari 34 provinsi haknya sama, tidak ada beda sama yang lain. Tidak ada satu aturan yang membeda-bedakan kita," kata Zul.
Dia menegaskan, semua anak-anak di Indonesia boleh bercita-cita menjadi apa saja. Namun, sekali lagi Zul mengingatkan untuk berprestasi tidak mudah, melainkan perlu kerja keras. (boy/jpnn)