Perketat Penjualan Komix dan Aibon
jpnn.com - Kasatpol Belitung Timur, Babel, Sudiono, mengungkapkan fenomena pelajar yang suka negelem merupakan tantangan berat bagi semua pihak untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan agar tidak terulang lagi.
"Langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah agar lebih proaktif kepada pihak orang tua. Kemudian dari mulai pengurus Desa, kadus, RT, dan sekolah, tentunya harus lebih proaktif mengawasi mereka," ujar pria yang akrab disapa Sodiq kepada Babel Pos (Grup JPNN.com), Selasa (4/11).
Sodiq menekankan, yang tidak kalah penting adalah, pembinaan generasi muda di tingkat desa. Yaitu bagaimana menciptakan generasi muda yang tangguh dengan moralitas baik. "Jadi harus ada kegiatan di desa itu. Misalnya dianggarkan di pos APBDes-nya untuk kegiatan generasi muda ini dengan kegiatan keagamaan," kata Sodiq.
Terkait dengan toko yang menjual obat Komix, menurut Sodiq, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Karena, kata Sodiq, mereka (dinkes) sudah pernah pengeluarkan instruksi tentang Komix dan Aibon, terutama larangan menjual obat-obatan jenis komix di luar dari ketentuan. "Ini akan kami kembangkan, akan kami cek toko-toko yang menjual," tukasnya.
Sodiq menilai, alangkah lebih baik jika dana pendistribusian oleh Pemerintah Rp 1 Milyar jika dipergunakan untuk pembangunan mental generasi muda Beltim. "Apa gunanya kalau hanya baik dalam pembangunan fisik, tapi mental generasi mudanya tidak terbangun dengan baik. Kalau begini, artinya sebuah ancaman bagi kelangsungan generasi Beltim secara umum kedepannya," tutur Sodiq yang mengaku siap diundang untuk berpartisipasi dalam pembinaan siswa-siswa, jika sekolah-sekolah di Beltim menggelar kegiatan bina generasi muda.
"Kami siap diundang jika sesuai dengan bidang tugas dan fungsi kami," janjinya. (sue/obh)