Perlukah Berolahraga saat Sakit?
jpnn.com - OLAHRAGA memang penting dan harus dilakukan. Tetapi, terlalu gila olahraga sampai memaksakan diri berlatih ketika sakit bukanlah pilihan yang bijak. Memaksa tubuh melawan rasa malas itu baik. Namun, memaksa tubuh yang tidak fit untuk melakukan sesuatu melebihi kapasitas justru akan memperburuk kondisi.
’’Pulihkan dulu kondisi badan, baru berlatih kembali,’’ kata personal trainer bersertifikasi Idalis Velasques di Florida, AS.
Ada beberapa jenis sakit yang tetap memungkinkan kita untuk berolahraga. Contohnya, pilek. Ketika pilek tidak disertai demam, seseorang tetap bisa berolahraga.
’’Pada beberapa sakit ringan seperti hidung berair, jika tanpa disertai demam, tidak masalah tetap work out. Kondisi badan yang tetap aktif menunjang fungsi imun dan tidur lebih lelap di malam hari,’’ ujar Dr Wayne Stokes, direktur sport medicine NYU Langone Medical Center’s Rusk Rehabilitation. Hanya, sebaiknya kurangi intensitas latihan, sesuaikan dengan kemampuan tubuh.
Kemudian, ketika mengalami gangguan perut atau diare, tunda olahraga hingga kondisi membaik. Diare dan muntah dapat mengakibatkan hilangnya cairan sehingga terjadi dehidrasi. Berkeringat banyak bisa memperburuk kekurangan cairan, detak jantung juga lebih cepat. Ditambah lagi, harus sering-sering berlari menuju toilet. Anggap saja itu sebagai latihan.
Bagaimana bila sedang demam? ’’Minum obat dan tetaplah di tempat tidur,’’ kata Stokes.
Berolahraga ketika demam akan memperparah kondisi, apalagi bila suhu tubuh meninggi. Berolahraga pada kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko miokarditis. Yaitu, peradangan pada otot jantung yang dapat mengakibatkan disfungsi jantung. Rekomendasi dokter adalah beristirahat hingga demam pergi dari tubuh selama 24 jam.
’’Demam, nyeri otot, dan rasa sakit lainnya merupakan tanda bahwa tubuh sedang melawan virus. Jadi, jika Anda membuat tubuh membagi energi untuk berolahraga, Anda cenderung akan sakit lagi,’’ terang Stokes. (nor/cnn.com/c17/jan)