Permukiman Israel Halangi Perundingan
Senin, 16 Juni 2008 – 12:04 WIB
”Saya sangat prihatin bahwa pada saat kepercayaan antar kedua belah pihak sangat dibutuhkan, pembangunan rumah dan permukiman (Israel) berpotensi besar mengandaskan rangkaian proses negosiasi,” tandas Condi. Karena itu, dia akan memanfaatkan kunjungan terakhirnya ke Israel sebagai Menlu kali ini, untuk mendesak Negeri Yahudi itu menghentikan pembangunan di kawasan sengketa tersebut.
Selanjutnya, Condi bakal mengangkat isu permukiman sebagai topik bahasan utama dalam pertemuannya dengan Livni dan sejumlah pemimpin Palestina. Demi tercapainya kesepakatan damai Israel-Palestina, dia berharap pemerintahan Perdana Menteri (PM) Ehud Olmert bersedia menghentikan pembangunan permukiman di Jerusalem Timur. Kawasan tersebut, rencananya, akan dijadikan ibu kota Palestina setelah menjadi negara nantinya.
Namun, seruan Condi itu ditanggapi dingin Yitzhak Cohen, menteri tanpa portofolio dari Partai Shas. Politikus ultra-ortodoks itu menganggap lahan yang akan dijadikan permukiman Israel tersebut masih masuk Israel. ”Ramat Shlomo berada tepat di jantung Kota Jerusalem. Jika kawasan itu tidak diakui (sebagai bagian dari Israel), lantas Israel dianggap apa? Komentar (Rice) itu tidak penting,” ujarnya.
Sejak diluncurkan kembali November lalu, perundingan damai Israel-Palestina yang disponsori AS tersebut memang terus diguncang badai. Mulai dari proyek pembangunan permukiman Yahudi di kawasan sengketa, konflik Hamas-Fatah di Jalur Gaza dan krisis politik dalam negeri Israel. ”Situasi di Timur Tengah, seperti biasanya, tetap rumit,” aku Livni sesaat sebelum bertemu Condi. (AP/AFP/Rtr/hep)