Pernikahan Dini di Bandung Mencapai 10 Persen
jpnn.com - SOREANG - Sekitar 10 persen warga Kabupaten Bandung yang telah menikah pada usia dini atau dibawah usia 18 tahun. Padahal, ideal perkawinan seharusnya berada pada usia diatas 20 tahun.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung Yanti Marlina kepada wartawan, Selasa (22/4).
Menurutnya, jumlah 10 persen pernikahan usia dini tersebut dari total 600 ribu pasangan usia subur di Kabupaten Bandung. Ekonomi keluarga menjadi faktor lain yang menyebabkan banyaknya pasangan menikah di usia dini.
"Iya, selain faktor ekonomi keluarga. Salah satu faktor di antaranya yakni budaya. Ada budaya yang menyebutkan bahwa perempuan harus segera menikah dan menjadi ibu rumah tangga," ujar Yanti.
Yanti pun menambahkan, jumlah penduduk di Kabupaten Bandung yang padat membuat tuntutan ekonomi semakin tinggi. Ia pun mencotohkan, ketika ada anak pada usia 16 tahun sudah bekerja pasti dia dituntut untuk mencari pasangan untuk menikah.
"Untuk menekan perkawinan di usia dini ini, kami berupaya untuk terus menjalankan program kesehatan reproduki remaja. Jadi, para remaja dan orang tuanya pun harus memahami tentang menikahkan anak diusia muda," terangnya.
Disamping terus berjalannya program kesehatan reproduksi remaja, lanjut Yanti, pihaknya pun pada tahun ini akan menyelesaikan program Keluarga Berencana (KB) kepada 64 ribu masyarakat di Kabupaten Bandung.
"Masyarakat yang tidak melakukan KB sekitar 20 persen di tahun 2014. Selain itu, kami pun akan berusaha untuk menekan persalinan di usia dini. Karena, upaya menekan pernikahan di usia dini merupakan bagian dari upaya pencapaian target MDGS 2015 menekan angka kematian ibu dan anak," pungkasnya. (try/mas)