Persikad Minta Menpora dan La Nyalla Selesaikan Masalah Pribadi
jpnn.com - JAKARTA - Terhentinya liga sepak bola nasional membuat sejumlah pemilik dan pengurus klub geram. Pengorbanan materi hingga waktu selama ini disebut bakal sia-sia jika kompetisi berhenti di tengah jalan.
"Apa sih maunya Menpora sama PSSI? Kami yang ngurus langsung bola di lapangan apa nggak dipikirin? Coba duduk bareng (Menpora dan PSSI), ini bukan masalah kecil karena menyangkut kepentingan orang banyak," ujar CEO Persikad Purwakarta, Adi Gunaya, Rabu (6/5) siang.
Adi mengatakan, hingga saat ini pihaknya sudah mengeluarkan dana hingga Rp1 miliar. Anggaran tersebut termasuk gaji pemain 3 bulan, katering dan dana saat persiapan. "Ya mungkin buat yang lain uang sebesar itu bukan apa-apa. Tapi buat kami ya besar. Kalau liga dihentikan, dan tidak jelas seperti saat ini, ya berarti kami sudah rugi 1 miliar dong," sesalnya.
Persikad Purwakarta adalah salah satu kompetitor Divisi Utama. Klub yang cikal bakalnya berasal dari Kota Depok itu mulai musim ini hijrah ke Purwakarta. Saat Divisi Utama musim ini belum dihentikan, Persikad sudah melakoni laga perdana di Grup 2. Menjamu Persires Sukoharjo, Persikad menang 3-1.
Laga Persikad kontra Persires itu tercatat sebagai satu-satunya laga yang sudah digelar di Divisi Utama, hingga kemudian liga dihentikan. "Ya kalau dihentikan, berarti musim depan Persikad lolos (promosi) ke ISL dong. Kan sudah juara," canda Adi.
Adi berharap, permasalahan kompetisi ini segera diselesaikan. Menurut dia, sudah bukan rahasia lagi, ada anggapan konflik ini disebabkan karena Menpora Imam Nahrawi tidak suka dengan Ketua PSSI terpilih, La Nyalla Matalitti, begitu juga sebaliknya.
"Ada anggapan seperti itu. Imam dan La Nyalla saling tidak suka. Makanya, dua sosok ini harus duduk bareng menyelesaikan masalah pribadi dan kepentingannya untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik," pungkas Adi. (adk/jpnn)