Pertama Kalinya di Asia, Pertamina Survei Wilayah Migas dengan Teknologi eFTG
Ketua Tim Teknis Pelaksana Teknis Survei Geofisika dan selaku Vice President New Venture Subholding Upstrem Pertamina, Agung Prasetyo menyampaikan Pertamina berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi.
Hal itu dilakukan baik di area eksisting maupun area frontier atau new venture dalam rangka mencari potensi cadangan hidrokarbon baru.
“Selain Cekungan Bintuni-Salawati, saat ini PHE juga sedang melakukan survey FTG terbesar di Indonesia di cekungan frontier lain di Papua dengan panjang lebih dari 31 ribu kilometer dan mencakup area seluas 60 ribu kilometer yang progressnya sudah mencapai lebih dari 50 persen bekerja sama dengan Rubotori Indonesia dan Bell Geospace” kata Agung pada pelaksanaan inspeksi keandalan dan peralatan fasilitas pesawat survei di Bandara Pondok Cabe, Banten pada Senin (4/10).
CEO Austinbridgeporth Mark Davies mengatakan survei eFTG ini adalah yang pertama dilakukan di Indonesia, bahkan Asia.
“Survei eFTG adalah generasi terbaru dari gradiometer gravity yang dapat memberikan beragam peningkatan pada sensitivitas dan resolusi yang melebihi teknologi generasi FTG sebelumnya,” ujarnya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Rinto Pudyantoro menyampaikan survei ini menjadi rangkaian dari kegiatan-kegiatan eksplorasi.
Eksplorasi sudah dilakukan secara masif dilakukan hulu migas dalam kurun 2 tahun kebelakang.
“Komitmen kegiatan eksplorasi dengan sungguh-sungguh dilaksanakan oleh SKK Migas bersama KKKS, hal ini merupakan bentuk realisasi dari salah long term plan SKK Migas untuk mendukung visi produksi nasional di 2030 yakni memaksimalkan kegiatan eksplorasi,” katanya.
Rinto menambahkan saat ini ada beberapa kegiatan lain dari KKP yang sedang berjalan yakni Survei Vibroseismik 2D di Pulau Jawa, Survey Seismik di area Laut Indonesia bagian tengah dan timur serta Natuna, dan FTG Iwur-Akimeugah.