Pertamina Awasi Distribusi LPG 3 Kilogram
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memperbaiki mekanisme penyaluran elpiji (LPG) subsidi dalam kemasan 3 kilogram (kg). Perusahaan energi pelat merah itu bakal memonitor distribusi LPG melon hingga ke tingkat agen. Dengan langkah itu, Pertamina berharap bisa menjamin pasokan LPG.
Media Manager PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, program yang disebut SIMOL3K (Sistem Monitor LPG 3 Kg) itu rencananya diterapkan akhir bulan ini. Program itu nanti akan memuat data pasokan, penerimaan, hingga penjualan LPG 3 kg sampai tingkat agen secara harian. "Kalau tidak akhir Mei mungkin awal Juni. Yang jelas secepatnya," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/5).
System tersebut diterapkan karena banyaknya keluhan kelangkaan LPG 3 kg dari masyarakat. Hal itu sering bertentangan dengan data yang dimiliki Pertamina.
"Jadi agen diharuskan melaporkan berapa stok LPG 3 kg yang dimiliki setiap hari. Kalau ada yang mengeluhkan stok langka, kami bisa langsung cek hingga ke tingkat agen. Di sana bakal kelihatan apakah kelangkaan itu karena tak ada stok atau hanya permainan pasar," jelasnya.
Meski begitu, sistem itu diakui masih belum bisa memecahkan permasalahan penggunaan LPG 3 kg pada konsumen yang tak berhak. Sebab, pihaknya masih belum bisa mengawasi distribusi hingga tingkat pengecer. "Alur distribusi setelah agen terlalu rumit. Kami tidak bisa melarang konsumen membeli LPG 3 kg. Itu kewenangan pemerintah," ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mengambil inisiatif mengetatkan pasar LPG 3 kg. Salah satu cara yang dirasa pantas adalah memilih siapa saja yang berhak membeli produk subsidi itu. "Ini memang bukan produk umum. Dalam regulasinya, itu adalah produk subsidi untuk orang tak mampu. Karena itu, seharusnya yang membeli harus punya kartu atau semacam itu," jelasnya.
Saat ini realisasi penyaluran hingga Maret 2014 sudah mencapai 1,2 juta metrik ton (MT). Itu mencapai 25 persen dari alokasi LPG 3 kg APBN 2014 yang dipatok 4,78 juta MT. Meski belum melampaui batas wajar, dia mengaku masih ada alokasi yang tak tepat sasaran atau digunakan orang yang sudah mampu. "Ini bisa dilihat dari penjualan LPG 12 kg. Rata-rata masih 17 persen dari total penggunaan gas LPG. Kuartal ini hanya 300 ribu MT saja," ungkapnya. (bil/oki)