Pertamina Temukan Peningkatan Konsumsi Solar yang Tak Wajar
jpnn.com, SOLO - PT Pertamina menjamin pasokan bahan bakar solar subsidi sesuai dengan kebutuhan rata-rata normal supply kepada konsumen pengguna di seluruh SPBU, khususnya di seluruh Solo Raya.
Kebutuhan rata-rata normal di wilayah Solo Raya dari Januari hingga Mei 2018 sebesar 604,9 KL. Menurut Pertamina, pada Juli 2018 ada peningkatan konsumsi yang sangat tinggi dan tidak wajar yaitu mencapai 760,5 KL.
Sehingga ada kenaikan yang tajam sebesar 26 persen. Untuk itu, Pertamina mengembalikan penyaluran kebutuhan solar sesuai dengan kondisi normal Januari hingga Mei.
“Ada kenaikan yang tidak wajar pada bulan itu, karena itu kami mengembalikannya ke kondisi normal yaitu kondisi Januari hingga Mei 2018," ujar Andar Titi Lestari Manager Communication and CSR MOR 4.
Pertamina kata Andar, tetap menyediakan solar, dari bio solar, dextlite dan Pertamina Dex, sehingga jika disampaikan bahwa SPBU Pertamina tidak melayani solar karena habis, jelas itu tidak benar.
Perlu diingat kembali, bahwa solar bersubsidi itu mempunyai Kuota yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui BPH Migas, agar subsidi pemerintah tidak membengkak, dan peruntukannya bisa tepat sasaran.
“Kami tegaskan kembali bahwa Pertamina tidak melakukan pengurangan solar, khususnya solar bersubsidi dan kami akan layani pembelian selama ada surat rekomendasi dari pemerintah daerah setempat melalui kades/lurah/SKPD terkait, sesuai aturan Perpres 191 tahun 2014. Ada BBM yang tidak disubsidi yang bisa dimanfaatkan oleh kendaraan industri seperti kendaraan yang membawa hasil perkebunan dan pertambangan, sehingga kuota solar bersubsidi dapat terjaga sesuai dengan peruntunkannya,” jelas Andar.(chi/jpnn)