Petahana dan Penantang Punya Peluang Sama di Pilkada Kabupaten/Kota NTB
Namun, kata Didu, kelemahan mendasar kalangan milenial ialah ketertarikan atau daya pikatnya terhadap politik masih rendah cenderung mengambang.
Hal ini karena telah terbentuk persepsi awal di kalangan milenial bahwa politik itu kotor, jauh dari kesenangan, maupun dianggap kontraproduktif.
"Untuk mengubah perspektif negatif kalangan pemilih pemula ini, pendekatan votters education yang didesain dengan pola dan gaya interaksi milenial diyakini lebih efektif ketimbang memakai pola konvensional," ungkap Didu.
Dengan bertambahnya pemilih pemula paralel seiring kemajuan teknologi, komunikasi gaya lama politik uang tidak lagi cukup efektif dalam meraih suara. Masyarakat kelas menengah sudah sadar bahwa partisipasi politiknya kelak akan mempengaruhi corak dan gaya pemimpin kepala daerah.
"Pemilu Legislatif 2019 telah memberikan pelajaran berharga bahwa sebagian besar petahana tumbang oleh arus perubahan yang diinginkan masyarakat di NTB. Pun demikian dalam Pilkada Serentak 2020 tidak tertutup kemungkinan petahana kepala daerah bertumbangan karena rakyat menginginkan perubahan," kata Didu. (jos/jpnn)