PGI: Harus Sinergi Lawan Pelaku Teror Bom
jpnn.com - JAKARTA - Teror bom bunuh diri makin lama makin marak, seolah tak bisa dihentikan. Bahkan yang paling memprihatinkan, teror selalu dilakukan di momen hari raya keagamaan. Seperti yang terjadi di depan Mapolresta Solo, Selasa (5/7) kemarin atau di tiga kota di Arab Saudi.
Jumlahnya pun kata Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow, makin sering dan makin terencana serta cakupannya makin meluas di seluruh dunia.
"PGI menilai apa yang terjadi di Solo dan Arab Saudi, Turki dan Paris serta tempat lainnya, ada kaitan. Ini merupakan satu rangkaian teror yang direncanakan dan dilakukan oleh kelompok yang sama," ujar Jeirry, Rabu (6/7).
Mengamati fenomena ini, PGI kata Jeirry, melihat perlu ada sinergi antarlembaga untuk melawan pelaku teror. Perang terhadap terorisme harus dilakukan secara bersama, tidak saja oleh pemerintah, tapi juga oleh lembaga agama dan kelompok-kelompok dalam masyarakat.
"Terorisme ini juga harus ditangani secara lintas negara. Karena itu, PGI mendorong Pemerintah Indonesia menginisiasi dilakukan percakapan internasional untuk membicarakan strategi bersama seluruh dunia untuk melawan terorisme," ujar Jeirry.
Selain itu, PGI juga menyerukan agar masyarakat tidak takut dan tetap tenang. Masyarakat jangan pernah kalah oleh terorisme, bahkan harus melawan.
"Akhirnya, dalam keprihatinan terhadap teror bom bunuh diri ini dan dalam solidaritas dengan para korban, PGI mengucapkan selamat Idulfitri 1437 H kepada seluruh umat Islam di Indonesia," ujarnya.
PGI kata Jeirry, berdoa agar umat Islam diberi ketenangan dan kedamaian dalam merayakan Idul Fitri tahun ini. Juga berharap Idulfiitri kali ini bisa menjadi momentum bagi seluruh umat beragama semakin meneguhkan kerukunan dan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama di Indonesia.(gir/jpnn)