PKB Pasrah ke Megawati soal Pendamping Jokowi
Putuskan Berkoalisi Tanpa Ajukan Syarat Kursi Menterijpnn.com - JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah hampir pasti menutup pintu koalisi dengan partai selain PDI Perjuangan. PKB bahkan menyebut rencana koalisi dengan PDIP sudah hampir final.
Menurut Sekjen PKB Imam Nahrowi, rencana partainya berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Joko Widodo alias Jokowi di pemilu presiden (pilpres) yang digelar Juli nanti juga sudah dikomunikasikan dengan semua jajaran partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu hingga tingkat provinsi atau dewan pimpinan wilayah (DPW). Nahrowi mengatakan, kesamaan platform, visi dan misi antara PKB dan PDIP membuat pembicaraan ke arah koalisi semakin mengerucut.
Selain itu, kesamaan basis massa antara PKB yang didukung warga Nahdlatul Ulama dan PDIP yang disokong kaum marhaein juga semakin memudahkan proses koalisi. “Jadi rencana kerjasama dengan PDIP hanya tinggal peresmian saja,” kata Nahrowi kepada wartawan di Jakarta Rabu (30/4) malam.
Lebih lanjut Nahrowi menegaskan, partainya juga tidak minta jatah posisi wakil presiden atau kursi menteri ke PDIP maupun Jokowi. Meski demikian PKB merasa percaya PDIP akan arif dan bijaksana dalam menentukan cawapres dan menteri-menteri yang akan membantu Jokowi di kabinet jika kelak terpilih.
“Kami berkoalisi tidak mensyaratkan apapun, karena kami melihat dalam membangun negeri ini dengan berbagai kompleksitas persoalannya, memang butuh kerjasama yang tulus dan bervisi di antara semua komponen bangsa,” ucapnya.
Karenanya PKB pun menyerahkan pengambilan keputusan tentang bakal calon wakil presiden pendamping Jokowi ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Bagi kami, soal cawapres kami serahkan sepenuhnya kepada Ibu Mega, Pak Jokowi dan PDIP untuk menentukannya,” pungkas Nahrowi.(ara/jpnn)