Politik Genderuwo, Baidowi: Ini Bentuk Kekecewaan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengeluarkan pernyataan keras terkait perpolitikan Indonesia. Setelah sebelumnya menyinggung soal sontoloyo, kali ini orang nomor satu di Indonesia itu menyebut politik genderuwo.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi mengatakan bahwa itu merupakan bentuk ekspresi kekecewaannya kepada yang berperilaku politik secara bar-bar.
Menurut dia, Jokowi menginginkan bahwa politik tidak perlu dengan hoaks, fitnah dan adu domba. Berpolitik itu harus ada dialog, adu gagasan dan bisa dinilai publik itu menyenangkan.
“Kemarin yang disebut politik sontoloyo, lalu genderuwo itu bentuk kekecewaan karena beliau sering mendapat serangan dan fitnah, dan hoaks, yang disalah-salahkan, bahkan tiap ada persoalan di negeri ini ditimpakan kepada Jokowi,” ungkap Baidowi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (9/11).
Menurut Baidowi, memang dalam berpolitik itu harus santun, penuh gagasan karena itulah yang diinginkan masyarakat. Tidak mempertontonkan bahwa politik itu kejam.
Baidowi mengatakan, kalau dilakukan pengecekan, hiruk pikuk ini hanya di Jakarta dan jagat media sosial saja. Masyarakat di daerah itu yang penting hidup aman, nyaman, daya beli terjangkau dan harga murah.
"Soal dolar tidak peduli, karena dolar kan makanan orang Jakarta. Di kampung tidak pakai dolar. Bagi mereka sandang, pangan, papan cukup, selesai bagi mereka. Tidak perlu neko-neko,” ungkapnya.(boy/jpnn)