Politikus Demokrat Beberkan Solusi Jangka Panjang Atasi Karhutla
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Bambang Purwanto, meminta pemerintah menerapkan solusi jangka panjang untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Diakuinya hal ini bukan hal mudah, namun harus dilakukan secara konsisten agar kabut asap yang muncul setiap tahun bisa diminimalisir.
“Menurut hemat saya, dalam menyelesaikan Karthula, pemerintah harus hadir memberikan pembinaan serta pendampingan ke masyarakat dengan sistem terpadu melibatkan lintas kementerian," kata Bambang, ditemui di Komisi IV DPR, Selasa (5/11).
Beberapa hal konkret yang perlu dilakukan pemerintah antara lain, mengubah pola tanam di daerah rawan karhutla, memberikan bibit unggul, kapur dolomit, pupuk berkualitas, peralatan pertanian modern hingga teknologi pertanian; perkebunan; dan kehutanan secara terpadu supaya hasil panennya bisa optimal.
“Dengan demkian, masyarakat bisa memaksimalkan areal pertanian tanpa harus menebangi dan membakar pepohonan untuk membuka lahan. Tentu ini menjadi jalan tengah untuk menanggulangi karhutla," jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga harus memahami secara utuh sistem pengelolaan lahan yang dilakukan masyarakat di banyak daerah. Terutama dalam konteks kultural, karena masih banyak masyarakat pedesaan di Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah yang menganggap larangan membuka lahan dengan cara membakar, tidak memperhatikan kearifan lokal.
“Membuka lahan dengan cara membakar bagi masyarakat adat merupakan kearifan lokal yang dilakukan secara turun-temurun. Dalam persfektifnya, membuka lahan dengan cara membakar sangat efisien dan hanya cara itu yang bisa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan," ungkap politikus Demokrat ini.
Di sinilah kehadiran pemerintah untuk melakukan pendampingan sangat diperlukan. Sebab, larangan membuka lahan pertanian dengan cara membakar tidak serta merta bisa mengubah kebiasaan yang sudah dijalankan masyarakat adat sejak lama.
Sebaliknya, melarang tanpa menyodorkan solusi dan pendampingan, malah membuat masyarakat menjadi serampangan dalam membuka lahan dengan dibakar. Mereka menjadi tergesa-gesa dan berusaha secepat mungkin membakar kawasan semak belukar untuk ditanami. Akibatnya, banyak kejadian api terbawa angin dan menjalar ke areal hutan maupun perkebunan.
“Terhadap persoalan ini, paling bijak adalah melakukan pembinaan serta pendampingan ke masyarakat," tambah politikus asal Kalteng ini.(fat/jpnn)