Polusi Udara di India Memperpendek Umur Warga
jpnn.com, NEW DELHI - Masyarakat Hindu di India merayakan Diwali alias Festival Cahaya besok (7/11). Dalam perayaan tahunan tersebut, biasanya ada begitu banyak kembang api yang dibakar, lilin yang dinyalakan, dan obor yang dijadikan hiasan.
Dampak pembakaran itu akan membuat India berselimut asap. Namun, sejak pekan lalu India berselubung asap. Bukan gara-gara Diwali, melainkan polusi.
Dalam laporannya kemarin, Senin (5/11), Reuters menyebut kadar partikel PM 2,5 di udara New Delhi mencapai 400 per meter kubik. Kondisi tersebut 24 kali lipat dari batas normal yang 25 per meter kubik.
"New Delhi merupakan kota dengan tingkat polusi udara tertinggi ke-6 di dunia." Demikian bunyi keterangan tertulis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tahun ini WHO kembali merilis daftar kota-kota dengan udara terburuk di dunia. Total ada 20 kota. Ironisnya, 14 kota di antaranya berada di India. Di negara PM Narendra Modi tersebut, penyebab utama polusi udara adalah pembakaran lahan dan sisa panen.
"Tingkat polusi seperti ini bakal memperpendek umur Anda," ujar Krishan Kumar Aggarwal, ketua Heart Care Foundation India, kepada Al Jazeera.
Lantas, bagaimana dengan Diwali yang identik dengan api dan asap? Modi tetap memperbolehkan warganya bersenang-senang dengan kembang api. Bulan lalu, Mahkamah Agung (MA) India mengimbau masyarakat untuk hanya menyalakan kembang api yang ramah lingkungan. (bil/c14/hep)