Portugal Sebagai Liga Penghasil Pemain Top
Good Business Bikin Klub Rajin RekrutLISBON - Dari segi popularitas, Primeira Liga Portugal memang tidak seheboh Ligue 1, Serie A, Primera Division, bahkan Premier League. Namun, peran liga sepakbola di Portugal itu tak bisa dianggap remeh. Buktinya, pemain-pemain bintang Eropa merupakan "produk" Primeira Liga.
Mereka, antara lain, David Luiz, Thiago Silva, Hulk, Ramires, hingga Diego Costa. Luiz, misalnya. Sebelum karirnya menjulang hingga meraih Liga Champions bersama Chelsea, dia merupakan bek tangguh Benfica. Pemain timnas Brasil itu menghabiskan empat musim di negeri semenanjung Iberia tersebut.
Kasus Nemanja Matic justru unik. Dibeli saat masih muda dari Kosice, Matic tak mendapat tempat utama di Chelsea. Klub London Barat itu lantas menjualnya ke Benfica sebagai tambahan dana pertukaran dengan Luiz.
Saat itu, dia hanya dihargai Chelsea Rp 86 miliar. Pertengahan musim lalu dia dibeli kembali oleh klub berjuluk The Blues itu Rp 400 miliar!
Kebutuhan klub-klub besar Eropa terhadap pemain "jadi" memang begitu besar. Padahal, tak semua pemain muda bisa langsung bersinar. Mereka perlu beradaptasi dan menambah jam terbang di kompetisi tingkat tinggi.
Karena itu, banyak para pemain muda yang hijrah ke klub-klub Portugal demi meningkatkan performanya sebelum akhirnya memperkuat klub-klub raksasa Eropa.
Iklim Portugal memang sangat cocok bagi pesepakbola muda. Pemerintah setempat tidak terlalu sulit merilis ijin kerja. Selain itu, bahasa yang digunakan juga tidak terlalu sulit bagi para pemain Amerika Selatan. Selain Brasil yang memang berbahasa Portugis, negara-negara Latin lainnya bisa beradaptasi meski berbahasa ibu bahasa Spanyol.
Karena itu, tak heran jika Amerika Selatan mendominasi jumlah asal pemain asing di Portugal. Data yang dirilis Persatuan Pesepakbola Portugal menunjukkan, populasi pemain asing di Portugal mencapai 55 persen sedangkan pemain lokal hanya 45 persen.
Persentase pemain itu menunjukkan bahwa Primera Liga adalah liga dengan pemain asing terbanyak kedua setelah Premier League. Meski belum terdapat angka yang pasti, 55 persen pemain asing itu didominasi dari Amerika Latin.
Pemain asing di "tiga serangkai" klub Portugal, Benfica, Porto dan Sporting, misalnya. Pada musim 2009-2010, Benfica memiliki 20 pemain asing. 16 di antaranya datang dari Amerika Selatan (sembilan pemain dari Brasil).
Begitu juga Porto. Mereka memiliki 16 pemain asing dari 26 pemain yang mereka miliki. Semua pemain asing mereka datang dari Amerika Latin kecuali satu orang. Namun, dari pemain asing tersebut, hanya lima yang datang dari Brasil.
Bahkan, Sporting Lisbon yang dikenal memiliki akademi yang bagus juga memiliki sembilan pemain asing dari 24 pemain yang mereka miliki. Tujuh di antaranya datang dari Amerika Selatan (lima dari Brasil). Total, tiga tim itu memiliki 45 pemain asing dari total 81 pemain yang mereka miliki. 38 pemain datang dari Amerika Selatan (18 di antaranya dari Brasil).
"Klub-klub Portugal tidak ada yang membeli bintang muda dari Amerika Selatan karena harga mereka sudah tinggi. Mereka membeli pemain muda yang potensial namun harganya rendah. Setelah memperkuat tim selama 2-3 musim mereka bisa dijual lebih mahal lagi," kata Dominic Vieira, kolumnis sepakbola asal Portugal kepada A Football Report.
Dengan skema seperti itu, apa yang dilakukan klub-klub Brasil adalah good business.
"Dengan ongkos transfer yang sangat menguntungkan, mereka terus mengulangi pola yang sama dengan memperkuat scouting di daerah-daerah Amerika Selatan. Tidak hanya klub-klub besar yang bisa untung, klub-klub kecil Portugal kini juga bisa menghasilkan banyak uang," katanya. (aga)