Potang Balimau, Tradisi Bersuci Menyambut Ramadan
Bahkan menurut Arfel Muchtar, ada saudagar dari Pangkalan yang berdagang sampai ke Sambas, Kalimantan Barat.
Sepulang dari Sambas, Kalimantan, saudagar yang riwayatnya hidup dari mulut ke mulut itu, membawa dua buah mimbar masjid, dengan menggunakan kajang (perahu) berukuran besar dan menelusuri sejumlah sungai.
Salah satu mimbar diboyong ke Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru, Riau, tempat saudagar asal Pangkalan banyak bermukim. Sedangkan satunya lagi dibawa ke kampung halaman.
Nah, mimbar yang dibawa dari Sambas ke Pangkalan tersebut, diyakini sampai di Pangkalan, saat warga setempat sedang menyambut bulan suci Ramadahan dan membangun masjid di pinggir Batang Maek.
Untuk mengenang peristiwa itulah, sebut Arfel Muchtar, warga Pangkalan Koto Baru setiap kali datang bulan Ramadan, selalu berbondong-bondong ke pinggir Batang Maek.
”Tradisi itu, berlangsung turun-temurun hingga kemudian kami namai sebagai potang balimau,” tutur Arfel.
Pada tahun ini, tradisi potang balimau di Pangkalan terbilang meriah.
”Banyak warga yang datang dan mengikuti tradisi ini. Aktivitas warga pasca bencana alam beberapa waktu lalu sudah kembali normal. Kami terus memantaunya. Warga nampak bergembira. Debit air Batang Maek (yang bisa meluapkan banjir), pada hari ini nampak cukup normal,” kata Kapolsek Pangkalan Iptu Abdul Kadir Jailani.
Sebelum mengikuti tradisi potang balimau dengan bergembira ria di pinggir Batang Maek, warga Pangkalan juga terlibat dalam sejumlah kegiatan.