PPP Waswas Politik Uang Bakal Mengganas
jpnn.com - JAKARTA - Pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 tinggal sepekan lagi. Masa kampanye juga akan berakhir pada 5 April nanti. Namun, seiring semakin dekatnya pemungutan suara, kekhawatiran bakal adanya politik uang semakin mengemuka.
Kekhawatiran itu pula yang menghinggapi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, M Romahurmuzy, kekhawatiran tentang politik uang justru semakin menjadi-jadi. Calon anggota legislatif untuk kursi DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII yang meliputi Purbalingga, Kebumen dan Banjarnegara itu mencontohkan adanya pembagian kupon yang bisa ditukar saat hari pencoblosan.
“Di dapil saya sudah ada yang mengedarkan kupon. Nantinya kupon itu ditukarkan dengan uang pasca-pencoblosan,” katanya kepada JPNN, Rabu (2/4).
Lebih lanjut politisi muda yang dikenal dengan sapaan Romi itu mengatakan, berkurangnya pelaksanaan kampanye pertemuan rapat umum (terbuka) dan pemasangan atribut parpol maupun caleg dibandingkan menjelang Pemilu 2009 justru semakin menguatkan indikasi akan adanya praktik politik uang melalui operasi senyap. Kalauapun ada partai yang mampu menggelar kampanye dengan menghadirkan jumlah massa yang besar, kata Romi, ternyata hal itu karena bayaran dan bukan karena kader atau simpatisan yang militan.
Selain itu, Romi menduga ada caleg-caleg yang sengaja tidak massif memasang alat peraga karena menahan uang yang nantinya akan digunakan untuk dibagi-bagikan pada hari menjelang atau setelah pencoblosan. “Kami khawatir senyapnya kampanye terbuka mengindikasikan akan maraknya politik uang di beberapa hari menjelang pileg,” ulasnya.
Karenanya Romi mengajak kader partainya maupun Badan Pengawas Pemilu untuk benar-benar mengawasi potensi pilitik uang. “Yang harus diingat, caleg yang membeli kursi ke pemilih pati secara moril tidak akan pernah ingat dan kembali ke konstituennya untuk menghimpun aspirasi," pungkas Keta Komivi IV DPR itu.(ara/jpnn)