Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK Dianggap tak Pro Pekerja
jpnn.com - JAKARTA - Serikat Pekerja Nasional (SPN) memberikan sinyal tidak akan memberikan suaranya pada pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang. SPN menganggap, kedua calon tidak berpihak pada pekerja.
Ketua Advokasi Serikat Pekerja Nasional (SPN) Joko Heriono menuturkan, hingga kini kedua calon presiden dan wakil presiden belum memaparkan visi misi terkait pekerja. Pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla dianggap tidak pro pekerja lantaran tidak menggambarkan dengan baik tentang sistem jaminan sosial untuk pekerja baik dari segi kesehatan, ketenagakerjaan dan pensiun.
"Kami kecewa, kedua pasangan ini belum dapat menggambarkan jaminan sosial yang diinginkan rakyat. Yang bisa menjamin saat sakit, adanya kecelakaan kerja, hari tua dan lainnya," ujar Joko saat ditemui di Jakarta, kemarin.
Karenanya, Joko menyatakan pihaknya hingga saat ini masih memutuskan untuk golput (golongan putih) alias tidak memilih. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan posisi itu mereka berubah. Menurutnya, keputusan itu bisa saja terjadi jika ada pasangan calon presiden dan wakil presiden berani menjamin kesejahteraan pekerja di Indonesia.
"Kami tunggu capres yang berani jamin perbaikan sistem jamian sosial bagi pekerja. Mereka yang berani menebitkan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang) untuk mengcounter permasalahan yang timbul akibat implementasi UU SJSN nomor 40 tahun 2004," tandasnya.
Joko menyebut, permasalahan tersebut antara lain mengenai banyaknya juknis pelaksanaan yang masih belum selesai digarap sehingga pekerja yang dirugikan. Selain itu, masih banyak perusahaan yang hingga kini tidak mengcover pekerja mereka. Padahal aturannya, mereka wajib membayar 4 persen dari kewajiban iuran pekerja sebesar 5 persen.(mia)