Prabowo-Hatta Menang Tipis di Aceh
jpnn.com - BANDA ACEH - Pasangan capres-cawapres Prabowo - Hatta menang di Aceh dengan meraih 1.089.290 suara. Sedangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla hanya berhasil meraih 913.309 suara dari total suara sah 2.002.599.
Dengan hasil itu, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menetapkan pasangan Prabowo-Hatta unggul dalam hasil rekapitulasi perolehan suara yang digelar di Asrama Haji, Jumat (18/7).
Bersadarkan hasil rekapitulasi KIP Aceh dari 23 Kabupaten/kota, pasangan Prabowo - Hatta berhasil menguasai 16 kabupaten/kota. Sementara Jokowi - JK unggul di tujuh kabupaten/kota.
Pasangan nomor urut satu, Prabowo - Hatta menang di Kota Sabang dengan perolehan suara 7.301 suara sedangkan Jokowi 5.537.
Banda Aceh Prabowo 45.823 suara Jokowi 36.003 suara. Aceh Besar Prabowo 91.130 suara Jokowi 72.502 suara; Aceh Utara Prabowo 125.359 suara Jokowi 82.486. Kota Lhokseumawe Prabowo 34.616 Jokowi 19.296. Langsa Prabowo 42.693 suara Jokowi 18.340 suara. Aceh Timur Prabowo 64.601 Jokowi 63.548.
Di Aceh Selatan Prabowo 55.551 suara Jokowi 42.182 suara. Aceh Tenggara Prabowo 73.999 suara Jokowi 40.413. Aceh Barat Prabowo 47.335 suara Jokowi 40.062, Aceh Jaya Prabowo 22.189 Jokowi17945. Abdya Prabowo 28.334 Jokowi 26,534, Singkil Prabowo 27.281 Jokowi 19.230, serta Subulussalam Prabowo 20.172 Jokowi 11.276 suara.
Sementara Jokowi, unggul di tujuh kabupaten. Di Aceh Tengah Prabowo mendapat 40.522 suara Jokowi 57.882 suara. Kabupaten Pidie Prabowo 72.241 Jokowi 93.308 dan Pidie Jaya Prabowo 24.082 suara Jokowi 30.338.
Simeulu Prabowo 11.889 suara Jokowi 29.538 suara, Gayo Lues Prabowo 18.172 suara Jokowi 25.640 suara, Nagan Raya Prabowo 35.565 suara Jokowi 38.848 suara, serta bener meriah Prabowo 30.389 suara Jokowi 41.171 suara.
Dalam rapat pleno tersebut piahak Banwaslu Aceh sempat menemukan kejanggalan yang dilakukan pihak KIP Kabupaten Bireuen yang mengisi surat suara dalam kotak yang dibalut lakban sementara kotak suara tidak dalam keadaan bergombok.
"Saya rasa hal seperti ini ke depan tidak terulang kembali, walau tersegel tapi kesannya tidak baik dan menjadi perhatian banyak orang," ujar Asqhalani.
Dalam pemilihan Pilpres 2014, kata Asqhalani, pihaknya tidak menemukan pelanggaran yang sifatnya masif atau terang-terangan yang dilakukan oleh timses capres. Namun hanya hanya menemukan pelanggaran yang bersifat administrasi.
"Saya yakin hampir semua kabupaten/kota di Aceh masyarakat yang sudah berhak memilih banyak tidak mendapat undangan C6 padahal ini adalah sangat penting. Sehingga kami meyakini ada korelasinya antara angka golpot dengan tidaknya di baginya C6 tersebut. Selain itu kita juga menemui ada salah seorang petugas PPS di Bireuen mendatangi rumah warga meminta C6. Ini ada apa? Namun saat ini sedang kita telusuri motifnya," jelas Asqhalani.
Sementara itu, Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi mengakui bahwa pada Pilpres 2014 jumlah masyarakat di Aceh tidak memilih dibandingkan dengan pemilu legislatif (Pileg) 2014 cukup signigfikan. Pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi dan melakukan survei apa penyebab tingginya angka golput di Aceh tersebut.
"Walau proses tahapan pemilu berjalan lancar tapi kami akan mengevaluasi, apa penyebab angkat Golput tahun ini meningga mencapai 1 juta, apakah ini ada hubungannya dengan final piala dunia atau karena faktor puasa atau memang masyarakat yang apatis, yang pasti akan kita cari penyebabnya," jelas ridwan Hadi. (Mag-54)