Prediksi... Tingkat Partisipasi Pemilih Tak Seburuk Pilkada Sebelumnya
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni menilai, kemungkinan tingkat partisipasi pemilih dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015 yang digelar secara serentak di 269 daerah, tidak meningkat signifikan dari pelaksanaan pilkada sebelumnya.
Penyebabnya antara lain, pemilih yang merasa jenuh. Mengingat pelaksanaan pemilihan legislatif (Pileg), pemilihan presiden dan pilkada, diselenggarakan dalam waktu yang sangat dekat.
"Ini yang membuat pemilih jenuh. Apalagi hasil pemilu tidak menunjukkan hasil yang memuaskan,"ujar Titi, Senin (16/11).
Titi mencontohkan seperti di Medan. Pada pemilihan wali kota 2010 lalu, tingkat partisipasi pemilih paling rendah se-Indonesia. Hanya mencapai 37 persen. Tingkat partisipasi tersebut pada pemilihan gubernur Sumut 2013 lalu ternyata tidak meningkat jauh. Hanya 45 persen masyarakat yang menggunakan hak pilihnya.
"Contoh lain di DKI Jakarta. (Pada saat pemilihan presiden,red) dengan Pak Jokowi yang euforia-nya luar biasa, tidak dapat mendongkrak partisipasi lebih 65 persen. Hanya 62 persen,” ujarnya.
Selain jarak penyelenggaraan yang terlalu dekat, pelaksanaan pemilu yang tidak menunjukkan hasil memuaskan kata Titi, juga menyumbang menurunnya tingkat partisipasi pemilih.
“Hasilnya tidak membangkitkan mereka untuk datang lagi ke TPS. Jadi setelah pileg, pilpres produknya tidak memuaskan. Dihadapkan dengan pilkada. Kejenuhan dan tidak ada keyakinan maka partisipasi menurun,” ujar Titi.
Meski begitu, Titi optimistis tingkat partisipasi pemilih pada pilkada kali ini tidak seburuk pilkada sebelumnya. Karena selain dilaksanakan serentak, hari pemungutan suara 9 Desember mendatang juga telah ditetapkan sebagai hari libur.(gir/jpnn)