Presiden Minta Tentara tak Tergantung Alutsista Impor
jpnn.com - BANDUNG - Dalam kunjungan kerjanya ke beberapa tempat di Jawa Barat, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri mengunjungi lokasi pembuatan senjata, PT Pindad (Persero) pada Senin sore, (12/1). Dalam kunjungannya itu, presiden memuji sistem produksi PT Pindad.
“Itu memperlihatkan manajemen produksi itu baik atau tidak baik. Alur mulai dari raw material, produksi di mesin, kemudian assembling itu kelihatan,” kata Jokowi di sela-sela peninjauannya ke PT Pindad, Bandung.
Yang perlu didorong dari PT Pindad, menurut Jokowi, adalah agar jumlah kapasitas produksinya terus meningkat Ia menilai hal itu bergantung pada marketingnya.
“Marketingnya jangan bergantung saja pada TNI-Polri dan Kementerian saja. Tapi juga harus masuk ke pasar-pasar di luar Indonesia,” sambung presiden.
Presiden mengaku sudah menyampaikan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno agar mendorong marketing PT Pindad menjadi lebih baik. Termasuk dengan menyuntik Penyertaan Modal Negara (PMN)-nya, baik untuk investasi atau untuk modal kerja.
Dia berharap pertahanan Indonesia tidak hanya bergantung pada alutsista impor, melainkan dapat memproduksi sendiri.
“Kita harus seperti itu, jangan sampai alat-alat pertahanan itu kita banyak beli di luar. Kalau memang kita belum bisa berproduksi ya join dengan luar, tapi (produksinya) di sini. Arahnya akan ke sana,” tegas presiden.
Diakui presiden memang masih ada beberapa peralatan yang belum mampu diproduksi oleh Indonesia. Tetapi, lanjut Presiden, ia telah mengarahkan untuk join dengan industri pertahanan lainnya. “Senjata, kendaraan tempur, panser local contentnya bisa 80 persen,” kata presiden. (flo/jpnn)