Prestasi Minim Picu Kebrutalan Suporter
Rabu, 09 Juni 2010 – 10:08 WIB
Sekitar 56 wilayah dalam korwil The Jakmania kini harus gulung tikar karena produk T-shirt yang diproduksi kalah bersaing dengan barang pabrik. Harga pabrik lebih murah Rp 15 ribu dengan brand The Jakmania. Untuk mengabdi kemasyarakat kami juga turun ke RT/RW untuk membuat lubang biopori. “Bagaimana untuk agar unit wirausaha kami bisa bangkit dan mampu bersaing dengan produk luar,”tanyanya.
Mendengar pertanyaan itu Pak Ci menyarankan agar brand The Jakmania dipantenkan. Jika masih ada juga pabrik atau perusahaan lain lakukan tindakan upaya protes ke industri peniru barang bajakan itu.
“Membuat brand tidak harus punya pabrik. Namun dengan andalan brand, The Jakmania bisa menjualnya. Hasilnya bisa mendapatkan royalti. Dana itu dapat digunakan untuk dana pengembangkan The Jakmania mendatang. Para pengurus The Jakmania didukung dengan mengikuti pelatihan entrepreneurs. Setelah matang, mereka bisa mengembangkan pengetahuanya kepada anggota lain,”saran Pak Ci.
Ketua Umum The Jakmania Danang Ismartani mengatakan, tindakan represif telah dilakukan untuk membina anggota. Upaya itu untuk mencegah terjadinya kekerasan. Sayangnya aparat kepolisian.“Subsidi DKI kepada klub Persija justru membuat manja dan minim prestasi yang membanggakan sejak 9 tahun terakhir,”katanya.