Priyo: Parlemen Belanda Tak Bersahabat
Jumat, 20 Januari 2012 – 14:19 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso memahami alasan Komisi I menolak rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) membeli beberapa Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) termasuk Tank Leopard bekas dari Belanda. Menurut Priyo, DPR melalui Komisi I berikhtiar dengan segenap tenaga untuk memerbesar alokasi anggaran terhadap alutsista ini. Karena itu, lanjut dia, DPR meminta agar Kemhan segera memodernisir alat-alat perang yang canggih itu, agar Indonesia cukup menjadi negara yang disegani. "Tapi, di sisi lain ternyata Kementerian Pertahanan sering tidak pernah memberikan grand design. Mereka kadang kala secara sepihak ujug-ujug tidak ada pembicaraan, tiba-tiba sudah ada pembelian atau rencana membeli dengan pihak lainnya. Itu alasan yang pertama," kata Priyo, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (20/1).
Ditambahkan, alasan lainnya adalah adanya pertimbangan lain yang sekarang tengah digagas bersama. "Kementrian pertahanan harus setuju ialah berbagai alat perang kita yang bisa diproduksi oleh anak-anak negeri lewat Pindad, yaitu produksi alat-lat perang dari nasional sendiri. Kalau itu sudah mampu, mesti dipertimbangkan bersama," katanya.
Apalagi, tambah dia, Pindad merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang harus dibesarkan. "Ketika ini alasan yang terakhir, kita mendapatkan pemberitaan yang kuat bahwa pemerintah Belanda mengait-ngaitkan Tank Leopard tersebut dengan masalah HAM. Ini adalah pernyataan yang tidak bersahabat dari pimpinan dan anggota Parlemen Belanda," kata Priyo. (boy/jpnn)