Produk Lokal Minimal 30 Persen
Selasa, 17 Juni 2008 – 12:09 WIB
Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, Gatot S Dewabrata mengatakan, aktivitas bisnis telekomunikasi di Indonesia memang terus menunjukkan peningkatan signifikan. Namun sayangnya, banyak operator telekomunikasi yang tidak memanfaatkan produk dalam negeri. Operator telekomunikasi lebih banyak menggunakan produk asing karena dinilai lebih canggih. “Tingkat konsumerisme terhadap produk atau perangkat telekomunikasi asing masih sangat tinggi,” ujarnya.
Menurut dia, dalam penghitungan komposisi penggunaan produk dalam negeri tersebut, pembelanjaan modal dan pembiayaan operasional tidak termasuk untuk pengadaan tanah, pembangunan gedung, penyewaan gedung, pemeliharaan gedung atau bangunan serta gaji pegawai. “Bahkan seandainya program USO (Universal Service Obligation) tendernya mulus, salah satu kewajibannya adalah wajib menggunakan 35 persen capex untuk produk dalam negeri,” tembahnya.
Presiden Direktur PT Hutchison CP Telecom Indonesia, Rajiv Sawhney mengatakan operator three (3) akan berusaha melaksanakan kewajiban itu. Sebab itu pihaknya siap melakukan ekspansi jaringan dengan mematuhi aturan tersebut. Saat ini jaringan three secara efektif dapat dinikmati di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumatra. “Dalam kurun waktu kurang dari 14 bulan sejak beroperasi, layanan kami telah tersedia di wilayah Bali, Jawa hingga Aceh,” ungkapnya.
Layanan three tersedia di 16 provinsi menjangkau 132 juta orang atau sama dengan 85 persen dari jumlah populasi Jawa dan 35 persen di Sumatra, yang meliputi 2,124 kota kecamatan. Hutchison merupakan layanan telekomunikasi bergerak dan tetap berasal dari HongKong yang kemudian melebar ke Macau, Israel , Indonesia , Vietnam , Sri Lanka , Ghana , dan Thailand . Huthcinson merupakan penyedia layanan 3G pertama di Hong Kong dan Israel yang beroperasi menggunakan berbagai merek, termasuk 3, Hutch, dan Orange. (wir)