Prostitusi di Cileungsi Kambuh Lagi
jpnn.com - CILEUNGSI - Masih hangat di ingatan tentang pembongkaran bangunan liar sebagai sarang prostitusi di Kampung Limusnunggal RT 4/3, Kecamatan Cileungsi, Bogor, Febuari lalu.
Pembongkaran itu ternyata tidak membuat bisnis esek-esek dan penjualan miras hilang. Penyakit masyarakat itu kini kambuh lagi.
Bisnis berkedok kafe dangdut, karaoke, panti pijat bahkan sanggar jaipong, itu terkenal dengan sebutan Pangkalan 12. Di dalamnya menyediakan wanita penghibur yang menjadi sarana pemuas nafsu syahwat. Warga setempat mengeluhkan ketagasan aparatur pemerintah dalam membinasakan sampah masyarakat itu.
Mirisnya, letak kantor Desa Limusnunggal berada di sekitar wilayah esek-esek tersebut. Malahan, rumah kades serta sekretaris desa pun berada tepat di sekitar wilayah prostitusi. Warga Kampung Cikereuwis, RT 5/2, Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Wahono (35), mengatakan, para PSK itu masih menjajakan diri pukul 21:00 sampai sekitar pukul 03:00 pagi setiap harinya.
Kapolsek Cileungsi, Kompol Irfan membenarkan keberadaan tempat prostitusi Limusnunggal tersebut. Menurutnya, tindakan yang harus dilakukan bukan hanya pembongkaran, tapi juga secara pendekatan agar setelah pembongkaran supaya kegiatan itu tidak menjamur lagi.
“Kami juga menerima keluhan dari warga, dan anggota kami sudah menyebar di daerah itu untuk mengawasi. Nanti pasti kami bongkar. Tapi kalau hanya dibongkar, kahwatirnya nanti seperti ini lagi. Jadi, kami bekerja sama dengan muspika dan pemerintah setempat yang terus melakukan pendekatan untuk membuat para pekerja seks ini beralih profesi,” paparnya.(rp4)