Proyek 100 Hari Pep
jpnn.com - KEMENANGAN 3-1 di kandang Manchester City, Kamis (3/10) menjadi momentum special bagi Pep Guardiola. Sebab, kemenangan kemarin sekaligus menandai momentum 100 hari Pep bersama Bayern Muenchen. Apa saja evaluasi dari kinerja Pep selama 100 hari di Bayern?
Kehilangan DFB Super Cup
Pep langsung mendapatkan cibiran karena kekalahan 2-4 melawan Borussia Dortmund di ajang DFB Super Cup (27/7). Sementara itu, gol telat SC Freiburg yang menyamakan kedudukan 1-1 membuat Pep gagal menyamai start delapan kemenangan beruntun di Bundesliga musim lalu.
Rebut Piala Super Eropa
Kekalahan atas Dortmund membuat Pep langsung bangkit untuk merengkuh Piala Super Eropa melalui kemenangan dramatis via adu penalti melawan Chelsea (30/8). Itulah trofi pertama Pep di Bayern. Sejak saat itu, Bayern meraih enam kemenangan beruntun di berbagai ajang.
Reposisi Pemain
Pep melakukan reposisi frontal pada Philipp Lahm. Pep sering meletakkan Lahm sebagai holding midfielder. Peran tersebut tidak pernah Lahm jalani sejak junior. Pep juga memberikan kepercayaan kepada Rafinha sebagai starter. Padahal full back Brasil itu hanya bermain delapan kali musim lalu.
Konversi 4-1-4-1
Pep langsung memperkenalkan pola baru di Bayern, 4-1-4-1. Awalnya pola ini tidak berjalan bagus. Namun lama-lama menjadi mapan. Pola ini menuntut pemain untuk melakukan pressing hingga garis pertahanan lawan. Bayern juga memiliki posisi bola yang lebih lama ketimbang tahun lalu. Pola 4-2-3-1 musim lalu, sudah mati bagi Pep.
100 Hari Berikutnya.
Tantangan Pep pada 100 hari ke depan atau hingga 3 Januari 2014 akan sangat berat. Pep dituntut untuk terus menang. Padahal, sejumlah kendala bakal menghadang. Berikut kendala pada 100 hari kedua ;
1. Jeda musim dingin.
2. Bursa transfer Januari
3. Empat laga Liga Champions.
4. Babak ketiga DFB Pokal
5. Sebelas pertandingan Bundesliga
6. Piala Dunia Antarklub di Maroko. (nur/bas)