Proyek Curhat Ariana Grande Dapat Sambutan Meriah
jpnn.com - Ariana Grande kembali. Album ketiganya, Dangerous Woman, sukses menampilkan karakter dan talentanya dua tahun lalu. Kali ini Grande menampilkan hiphop, R&B, dan soul dalam album keempatnya, Sweetener.
Dalam album yang dirilis 17 Agustus lalu itu, tunangan Pete Davidson tersebut banyak menyampaikan tema cinta dan patah hati. Beberapa liriknya tidak ”segarang’’ album sebelumnya. Kontributor Billboard Taylor Weatherby menyebutkan, sebagian lagunya dipengaruhi tragedi pengeboman Manchester Arena pada 22 Mei 2017. ”Ariana mengemasnya dengan suasana lagu yang bersemangat, bukan mellow,” ujarnya.
Pharrell Williams, salah seorang produser Sweetener, turut memuji. Penggarapan album berlangsung mulus. ”Dia amat blak-blakan di album ini,” ucapnya.
Sweetener punya karakter kuat. Bukan album pop cengeng. Kontributor Variety Chris Willman menilai Grande cukup dewasa sebagai musisi. Deretan kejadian yang kurang menyenangkan dari tahun lalu dirangkum dan diceritakan kembali dengan rapi. Mulai putus dari Mac Miller, diagnosis gangguan kecemasan, hingga konsernya yang jadi sasaran pengeboman. ”Liriknya personal, tapi tidak cengeng,” imbuh Williams.
Dalam kolomnya di The Telegraph, kritikus musik Neil McCormick menyanjung sosok kelahiran 26 Juni 1993 itu. Menurut dia, di album Sweetener, Grande ”berubah”. Di album terdahulu, image-nya lekat dengan lagu-lagu manis dan optimistis. Kini lagunya lebih groovy. ”Pesan-pesan di lagunya realistis dan positif. Tidak ’kemanisan’,” tuturnya.
Come back dengan nuansa berbeda, Grande mendapat rapor apik. Di situs Metacritic, Sweetener mendapat skor 77. Respons baik, fans pun suka. Album tersebut jadi nomor satu di lebih dari 90 negara. Grande pun happy berat melihat album keempatnya yang digarap dengan sepenuh hati serta dicintai fans dan kritikus. ’’Rasanya ingin menangis seharian. Happy Sweetener day! Aku cinta kalian!” cuitnya di akun Twitter kemarin waktu setempat. (Billboard/Variety/fam/c18/nda)