PSI Tidak Terima Dituding Penyebab Turunnya Elektabilitas Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan penurunan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Pasangan 01 ini mendapat 49,2 persen sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 37,4 persen.
Sejumlah pengamat menyebutkan PSI punya andil atas penurunan elektabilitas ini. Pasalnya, PSI dinilai kerap mengkritik rekan sesama koalisi.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal PSI Satia Chandra Wiguna membantah dengan tegas penilaian bahwa PSI menjadi penyebab menurun elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Chandra menegaskan bahwa PSI beranggapan rakyat mempunyai hak untuk mengetahui perbedaan masing-masing partai.
“Caranya adalah dengan memperlihatkan apa yang dilakukan partai-partai lain dan apa yang tidak dikerjakan mereka. Jika PSI dianggap menyerang, silakan dibantah dengan argumen atau data tandingan. Diskusi dan debat adalah hal sangat lumrah di alam demokrasi,” ujar Chandra dalam keterangan persnya, Kamis (21/3).
Menurut Chandra, survei Litbang Kompas tidak menyatakan ada korelasi antara kritik PSI dengan turunnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin. Kalau hanya berspekulasi, kata dia, anak kecil pun bisa.
“Menurut Litbang Kompas, penurunan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf bisa disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah perubahan pandangan atas kinerja pemerintahan. Penurunan kepuasan masyarakat ini terjadi terhadap kinerja bidang politik-keamanan, hukum, dan sosial. Jadi, tidak ada kaitan dengan PSI,” terang dia.
Lebih lanjut, Chandra mengatakan, PSI selalu mengkampanyekan program Jokowi. Misalnya, kata Chandra, terkait Kartu Prakerja, Kartu Indonesia Pintar-Kuliah, Kartu Sembako Murah merupakan program yang sesuai dengan program kerja PSI. Termasuk, juga program Jokowi soal penyediaan “DayCare”.
“Mohon dicatat, hanya PSI yang memasang foto Pak Jokowi di setiap billboard pengurus dan Caleg. Dalam kampanye door to door, selain mengkampanyekan partai, Caleg PSI juga mengampanyekan Pak Jokowi,” kata Chandra. (dil/jpnn)