Puan Maharani Diterima jadi Warga Kehormatan Fatayat NU
jpnn.com, PALANGKA RAYA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengapresiasi digelarnya rapat kerja nasional (Rakernas) Fatayat NU 2017, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (4/5).
Menurut Puan, Rakernas Fatayat NU merupakan momentum silaturahmi sekaligus forum yang bermanfaat, khususnya buat Fatayat NU, dan umumnya bagi bangsa Indonesia dalam membangun dan memajukan bangsa Indonesia.
Pada acara yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Pimpinan Wilayah Fatayat NU dari 34 Provinsi di Indonesia itu, Menko PMK secara resmi diterima sebagai anggota kehormatan Fatayat NU yang ditandai dengan penyematan jas oleh Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini dan pemberian kartu anggota NU oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.
"Kegiatan Rakernas ini sangat tepat waktunya, di saat masyarakat menunggu upaya-upaya konkret dari pemerintah bersama-sama dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, untuk mencari alternatif berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan,” tutur Mbak Puan dalam sambutannya membuka rekernas, Kamis (4/5) malam.
Menurutnya, pemerintah terus berupaya keras dalam membangun generasi yang berkarakter dan berbudi luhur. Salah satunya melalui diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang saat ini gencar disosialisasikan dan dilaksanakan dalam setiap sendi kehidupan masyarakat.
Puan juga mengungkap, pada tangggal 3 Mei lalu, dia telah menandatangani naskah kesepahaman bersama dengan Nahdlatul Ulama yang diwakili langsung Ketua Umum KH Said Agil Siradj dalam menjalankan Gerakan Nasional Revolusi Mental, sebagai upaya mencapai kemaslahatan bersama dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"GNRM dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa, termasuk Fatayat NU, untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong. Gerakan Nasional Revolusi Mental bertujuan untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila," kata Puan.
Proses membangun budaya bangsa yang bermartabat dan berkarakter luhur, imbuh Bu Menko, sangat membutuhkan peran kaum perempuan. “Perempuan adalah tiang negara, jika perempuannya baik maka baiklah negaranya, dan jika perempuannya rusak, maka hancurlah negaranya. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, jika ibu mempersiapkan mereka dengan baik, maka ibu telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat,” tuturnya.
Fatayat NU, yang merupakan kumpulan kaum perempuan usia 25-40 tahun, mempunyai peran penting dan strategis dalam membangun peradaban luhur suatu bangsa ke depan. Puan berharap, dengan peran itu, Fatayat NU diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai luhur bagi generasi selanjutnya, sehingga bangsa Indonesia diharapkan akan menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Pada Rakernas yang dilaksanakan dari tanggal 4 Mei hingga 7 Mei 2017 di Palangkaraya ini, Menko PMK mengharapkan agar pelaksanaannya berjalan lancar, mencapai tujuan yang diharapkan, serta menghasilkan keputusan, rekomendasi dan program yang membangun bagi perbaikan bangsa ke depan.
Di akhir sambutannya, Menko PMK mengajak seluruh komponen bangsa, organisasi kemasyarakatan yang berbasis keagamaan, khususnya Fatayat NU, untuk selalu mewujudkan dan menjaga kondisi damai dan kondusif sehingga NKRI senantiasa terjaga dan lestari. Puan berharap agar seluruh anggota Fatayat NU berperan aktif membangun kerukunan dan toleransi dimulai dari lingkungan masing-masing.
Dalam konteks inilah, seluruh anggota Fatayat NU dan seluruh umat beragama diharapkan agar saling bahu-membahu, bekerja sama, dan bergotong royong dalam menghalau hal-hal yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa dengan tetap menjaga Pancasila dan UUD 1945 dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai NKRI.
Pembukaan rakernas Fatayat NU Tahun 2017 ditandai dengan pemukulan gong oleh Menko PMK didampingi Ketua Umum PBNU, Ketua Umum Fatayat NU, dan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran. Pada kesempatan itu, Menko PMK juga sekaligus menyerahkan bantuan berupa 200 paket pendidikan dan alquran senilai Rp 65 juta. (adk/jpnn)