Punah 2 Dekade, Rwanda Punya Singa Lagi
jpnn.com - KIGALI - Rwanda segera kembali punya singa. Ya, selama lebih dari dua dekade terakhir, republik di sisi timur Benua Afrika itu bebas singa. Tidak ada seekor raja rimba pun yang terlihat di sana sejak genosida 1994. Tetapi, mulai Senin besok (29/6), tujuh singa akan kembali berkeliaran di sana.
''Dua singa jantan dan lima singa betina diterbangkan dari Afrika Selatan dan akan tiba di Rwanda pada Senin,'' terang Yamina Karitanyi, kepala divisi pariwisata pada Badan Pembangunan Rwanda, kemarin (27/6).
Tujuh singa itu harus menempuh perjalanan selama 36 jam sebelum sampai di Taman Nasional Akagera. Setelah dikarantina selama dua pekan, singa-singa itu akan diliarkan di sana.
Taman Nasional Akagera yang terletak di perbatasan Rwanda dan Tanzania tersebut bakal menjadi rumah bagi tujuh singa baru itu. Di taman seluas 112.000 hektare tersebut, singa-singa itu diharapkan bisa berkembang biak. ''Ini upaya konservasi yang sungguh luar biasa. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah dan pihak taman nasional,'' lanjut Karitanyi.
Sebelum sama sekali punah dari Rwanda, singa adalah binatang langka di sana. Saat terjadi genosida yang menewaskan 800.000 orang pada 1994, tidak ada seekor singa pun yang tersisa. Sebab, warga yang menghindari genosida lantas menghuni taman nasional yang asri tersebut. Agar bisa bertahan hidup, mereka terpaksa membunuh singa-singa di sana.
Kini, menurut Karitanyi, kehadiran singa-singa itu akan kembali menyeimbangkan ekosistem taman nasional secara alami. ''Ini terobosan konservasi yang patut diapresiasi,'' tutur Peter Fearnhead, direktur African Parks, perusahaan yang mengelola Akagera.
Nanti tujuh singa yang usianya berbeda-beda itu diberi kalung satelit agar petugas bisa memantau posisi mereka setiap waktu. (AFP/hep/c19/ami)