Raja Arab Masuk Rumah Sakit
RIYADH - Raja Arab Saudi Abdullah kembali masuk rumah sakit. Kemarin (31/12) Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa pemimpin monarki 90 tahun itu menjalani serangkaian tes kesehatan di rumah sakit National Guard's King Abdulaziz Medical City. Belakangan, kesehatan Abdullah dikabarkan menurun.
''Raja Abdullah menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit,'' terang seorang petinggi kerajaan kepada media. Tidak ada keterangan yang lebih terperinci mengenai aktivitas Abdullah di rumah sakit yang terletak di pusat Kota Riyadh tersebut.
Pihak rumah sakit pun belum memberikan keterangan resmi tentang kesehatan sang raja. Tidak jelas apakah pemeriksaan kesehatan itu merupakan agenda rutin Abdullah atau bukan.
Pekan lalu, penguasa Negeri Petrodollar tersebut meninggalkan ibu kota. Dia menginap di Rawdat Khuraim, rumah peristirahatan kerajaan yang terletak di sebelah utara Riyadh. Karena sejuk dan alaminya pemandangan di lokasi tersebut, media Saudi menjuluki Rawdat Khuraim sebagai oasis hijau. Rumah peristirahatan Abdullah itu berjarak sekitar 100 kilometer dari pusat pemerintahan.
Biasanya, Abdullah hanya beristirahat di Rawdat Khuraim jika kondisi kesehatannya sedang tidak prima. Maret lalu, contohnya. Dia memilih menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di lokasi tersebut karena sedang menjalani pemulihan kesehatan. Dalam pertemuan dua sekutu itu, Abdullah terlihat memakai alat bantu pernapasan dan kursi roda.
Sejak menjalani dua kali operasi punggung di AS pada 2010, kondisi kesehatan Abdullah terus menurun. Pada Oktober 2011, dia kembali menjalani operasi punggung. Kali ini, operasi berlangsung di National Guard's King Abdulaziz Medical City. Pada November 2012, lagi-lagi dia menjalani operasi punggung di rumah sakit yang sama. Kabarnya, Abdullah mengalami gangguan ligamen yang cukup serius di bagian punggung.
Kesehatan Abdullah menjadi perhatian serius publik. Sebab, meski sudah mendelegasikan sebagian besar tugas pemerintahan kepada saudara tirinya, Pangeran Salman, Abdullah masih menjadi pemimpin Saudi. Di negara tanpa parlemen itu, raja menjadi satu-satunya penentu kebijakan. Sedikit saja perubahan kepemimpinan akan berdampak besar pada stabilitas negara penghasil minyak terbesar dunia tersebut. (AP/AFP/hep/c23/tia)