Rezim Ical Diyakini Segera Berakhir
jpnn.com - JAKARTA - Partai Golkar dinilai meninggalkan Koalisi Merah Putih (KMP) dengan mengambil jalur pengabdian bersama pemerintah. Hal tersebut tercermin dari pidato Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie, saat membuka rapat pimpinan nasional (Rapimnas), Sabtu (23/1) kemarin.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, pilihan Golkar tersebut karena adanya prahara berkepanjangan yang selama ini melanda Golkar.
"Pada akhirnya ARB menyerah dan ditaklukkan oleh sebuah realitas dan konstelasi politik. Faktor politik dan kekuasaan sangat dominan, kekuasaan politik masih berada di atas supremasi hukum pada ahirnya tinggal menunggu waktu Ical meletakkan jabatan ketua umum Golkar," ujar Pangi, Minggu (24/1).
Pria yang akrab disapa Ipang ini mengutarakan pendapatnya mengutip pernyataan Ical yang menyatakan, sebagai kekuatan politik Golkar tidak lahir dalam oposisi, doktrin partai Golkar berbeda dengan partai lain. Keahlian Golkar pada pengelolaan kekuasaan, bukan pada perlawanan terhadap kekuasaan.
Menurut Ipang, dalam sejarah perjalanan Golkar, memang tidak pernah berada di luar kekuasaan. Namun anehnya, dari awal ARB terlihat ngotot berada di luar kekuasaan. Kondisi tersebut menurut Ipang, dapat disebut ARB dari awal sudah sesat politik.
"Semestinya dari awal mendukung pemerintah, maka posisi ARB tentu aman dan tidak akan digoyang. Saya sangat yakin tidak akan ada Munas Ancol, Kemenkumham tidak akan mengantung pengesahan Munas Bali kalau posisi Golkar mendukung pemerintah," katanya. (gir/jpnn)