RI Tak Bersyariat, Kader PD Ogah Capres Dites Baca Alquran
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (BPN Prabowo - Sandi) Ferdinand Hutahaean menilai tes baca Alquran bagi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tak diperlukan. Politikus Partai Demokrat (PD) itu beralasan, Presiden RI bukan pemimpin negara bersyariat Islam.
"Harus melihat bahwa capres bukan pemimpin negara syariat. Bahwa kita sedang mencari pemimpin nasional, seorang presiden yang memimpin kemajemukan," ujar Ferdinand saat dihubungi, Selasa (1/1).
Anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di PD itu menambahkan, Indonesia berideologi Pancasila yang menyatukan berbagai keberagaman. Karena itu, katanya, tak perlu ada tes baca Alquran demi mengetahui capres yang paling islami.
"Karena yang kita butuhkan pemimpin yang adil, makmur membawa masyarakat kita sejahtera," katanya.
Selain itu, kata Ferdinand, tidak ada aturan yang mengharuskan capres harus bisa membaca Alquran. Menurutnya, kemampuan membaca Alquran yang menjadi syarat wajib dalam mencari kepala daerah di Nangroe Aceh Darusaalam tidak bida diadopsi untuk diberlakukan di tingkat nasional.
"Nanti justru toleransi di negara kita menjadi berantakan, menjadi kacau. Ini harus dipahami betul. Ingat capres Indonesia bukan calon pemimpin negara syariat,” ungkapnya.
Sebelumnya usul tentang tes baca Alquran bagi capres dilontarkan Dewan Ikatan Dai Aceh. Ketua Dewan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak mengatakan, tes itu akan mengakhiri polemik tentang capres yang dianggap paling Islami.
"Untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres, kami mengusulkan tes baca Alquran kepada kedua pasangan calon," kata Marsyuddin di Banda Aceh pada Sabtu lalu (29/12).(gwn/JPC)