Rossi Berharap Bukan Kontrak yang Terakhir
jpnn.com - VALENTINO Rossi telah menginjak usianya ke 36 tahun musim ini. Di trek, rider Italiano itu harus berjibaku dengan segudang rider berbakat beda generasi, termasuk Jack Miller (LCR Honda) sebagai yang termuda saat ini- 20 tahun. Namun semua orang pasti sepakat, sebagai rider tertua di kelas para raja ini, Rossi tetaplah monster mengerikan yang siap berduel dengan siapapun.
Rossi sendiri masih terikat kontrak dua tahun bersama Movistar Yamaha sampai akhir musim 2016. Kesuksesannya di dua musim terakhir meyakinkan dirinya untuk terus melanjutkan membalap sampai musim 2017 atau lebih.
"Aku terikat kontrak dua tahun dan aku berharap itu bukanlah (kontrak) yang terakhir," jawabnya saat ditanya tentang rencana jangka panjangnya. Menurutnya, hasil positif di dua seri pembuka musim ini adalah pertanda baik bagi dirinya dan juga Yamaha dalam persaingan perebutan gelar dunia MotoGP musim ini.
Sampai saat ini Rossi masih memimpin klasemen sementara MotoGP dengan membukukan 41 poin. Hanya sesilih satu poin di depan Andrea Dovizioso (Ducati). Fakta tersebut, lanjut Rossi, sangat berbeda dengan musim lalu dimana Yamaha terpuruk di belakang Honda dengan kemenangan Marc Marquez di 10 seri membuka secara beruntun.
Dengan menjaga konsistensinya, juara dunia sembilan kali tersebut percaya karir membalapnya akan lebih panjang dari yang bisa diprediksi sebelumnya. "Aku merasa senang, motivasi bagus. Aku mencintai pekerjaanku karena membalap adalah obsesiku, aku mencintai semua orang di sini. Bagiku, jika kau menjalani hidupmu dengan baik dan berlatih keras, kau bisa membalap sampai usiamu 40 tahun atau lebih. Ini bukan seperti atletik," tandasnya.
Andai ambisi Rossi tersebut terwujud, tentu dampaknya akan baik bagi MotoGP sebagai tontotan. Dengan catatan, penampilannya tetap kompetitif saat bertarung dengan talenta-talenta baru yang semakin membaik dari musim-ke-musim.
Namun bagi proses regenerasi pembalap, kabar tersebut tidak akan menyenangkan. Sampai saat ini Movistar Yamaha tetap mempertahankan bintangnya Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi sebagai ujung tombaknya di sirkuit.
Mempertahankan keduanya berarti menciptakan bottle neck dan menutup jalan rider berbakat lain di bawahnya untuk dipromosikan ke tim utama. Padahal di sana sudah menunggu rider-rider tangguh seperti Pol Espargaro atau Bradley Smith yang menunggu giliran. (cak/jpnn)