Rp 14 Ribu per USD, Jangan Selalu Bilang Aman
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto menuturkan, melemahnya rupiah hingga di kisaran Rp 14.000 per USD harus segera diantisipasi pemerintah.
Meski menguntungkan untuk ekspor, pelemahan itu juga bisa merugikan Indonesia."Pemerintah tidak boleh memandang sebelah mata pelemahan rupiah ini," ujarnya.
Suryo menyadari, melemahnya rupiah merupakan efek menguatnya dolar AS. Namun, hal tersebut juga akibat dari lemahnya struktur ekonomi dalam negeri.
"Tidak boleh selalu bilang aman tanpa melakukan tindakan apa-apa. Harus ada langkah konkret dari pemerintah," tegasnya.
Menurut pria yang akrab dipanggil SBS itu, melemahnya rupiah membuat beberapa sektor bisnis mengalami ketidakstabilan. Terutama yang selama ini banyak menggunakan bahan baku impor.
"Jika pemerintah hanya mengandalkan pengusaha agar tidak transaksi pakai valas, itu sudah kami lakukan. Tapi, menurut kami, itu saja tidak cukup. Harus ada terobosan yang lain dari pemerintah," sebutnya.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bahlil Lahadalia menyatakan, melemahnya rupiah hingga menyentuh kurs Rp 14.000 tersebut menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk bertindak cepat.
"Kalau masih Rp 13.000 per USD itu masih biasa saja, tapi kalau sudah Rp 14.000 per USD harus hati-hati. Saatnya Bank Indonesia intervensi secara intensif," tandasnya. (dee/gen/bil/wir/c9/kim)