RS Ibu dan Anak Turut Terkena Ledakan
SYRIA—Syria masih memanas setelah langkah pemerintahnya melawan ISIS. Kota Aleppo di Provinsi Aleppo, Syria juga masih menjadi lautan api. Gencatan senjata sepihak Rusia batal terlaksana. Hingga kemarin (13/8), ledakan dan desing peluru masih menggema di berbagai penjuru. Serangan udara pasukan pemerintah Syria-Rusia juga berlanjut.
Jumat waktu setempat (12/8) sejumlah rudal menghantam Kafr Hamra, kawasan utara Aleppo. Sebuah rumah sakit, pasar, dan kawasan permukiman menjadi sasaran. Sedikitnya 18 nyawa melayang.
Termasuk perawat, staf rumah sakit, aktivis kemanusiaan, sukarelawan SAR, dan anak-anak. Syrian Civil Defense (SCD), kelompok sukarelawan sipil, melaporkan bahwa pihaknya berhasil mengevakuasi sepuluh korban selamat dari reruntuhan.
''Serangan itu menghancurkan satu-satunya rumah sakit ibu dan anak di kawasan Kafr Hamra,'' terang SCD dalam pernyataan tertulis.
Kafr Hamra menjadi salah satu wilayah yang disegel pasukan pemerintah. Sebab, Kafr Hamra berada di jalur utama rute logistik oposisi bersenjata alias pasukan pemberontak Syria.
Penyegelan Kafr Hamra oleh tentara Presiden Bashar al-Assad membuat sekitar 300.000 warga sipil terperangkap. Tidak hanya terjebak pertempuran, mereka juga kekurangan pangan dan kebutuhan yang lain.
Aliran listrik dan air bersih tidak tersedia di kawasan yang dalam peta Damaskus tercatat sebagai wilayah pemberontak tersebut.
Untuk beberapa kasus khusus, pemerintahan Assad mau melunak. Jumat lalu bayi kembar siam asal Ghouta dipindahkan ke ibu kota Syria. Bayi laki-laki yang lahir di Zahra Hospital itu kini menjalani perawatan intensif di Damascus Children's Hospital.
Selain kembar Moaz dan Nawras, terdapat sekitar 20 pasien yang dievakuasi ke Kota Damaskus supaya mendapat perawatan yang lebih baik.
Hingga kini, pasukan pemerintah Syria yang dibantu Rusia belum juga berhasil menguasai Aleppo. Itu terjadi karena yang bercokol di Aleppo adalah pemberontak alias oposisi bersenjata yang selama ini gigih memerangi pasukan pemerintah. (AFP/AP/Reuters/BBC/hep/c4/any/flo/jpnn)