Rumah Wartawan Radar Jogja Dilempar Bom
jpnn.com - MAGELANG - Rumah wartawan Jawa Pos Radar Jogja Frietqi Suryawan dilempar tiga bom molotov kemarin dini hari, sekitar pukul 02.00.
Dua bom yang dilempar ke jendela depan rumah meledak dan membakar tembok serta kursi. Satu bom lagi yang dilempar ke mobil yang terparkir di sebelah rumah tidak sempat meledak.
Rumah korban berada di Jalan Jagoan 3 Nomor 267 RT 02/RW 08, Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Magelang. Peristiwa itu terjadi ketika korban bersiap untuk tidur di kamar depan. Tiba-tiba dia dikagetkan dengan bunyi benda keras yang dilempar ke teras rumah sebanyak dua kali. Kemudian, terdengar teriakan dan suara orang lari.
"Saya pertama hanya mendengar bunyi benda yang dilempar dan mengenai tembok. Kemudian, ada suara ledakan disusul suara mendesis. Setelah ada teriakan, saya langsung keluar dan melihat ada dua orang berboncengan melarikan diri," kata Frietqi.
Wartawan yang akrab disapa Demang itu tidak berusaha mengejar pelaku. Dia memilih memadamkan dua bom molotov yang membakar kursi dan kardus di dekat jendela depan.
"Satu bom ke arah mobil tidak meledak. Tetapi, sumbunya terbakar. Mungkin karena kena tanah sehingga tidak pecah atau meledak," terang wartawan yang bertugas di wilayah Magelang itu.
Setelah memadamkan api, Demang bersiap melapor ke Polsek Magelang Selatan. Saat keluar dari gang, dia sempat berpapasan dengan salah seorang pelaku. "Dia melarikan diri ke arah selatan. Saya tidak berani mengejar karena situasinya tidak memungkinkan," tuturnya.
Menurut keterangan saksi, pelempar bom berboncengan. Mereka mengendarai motor Honda Vario. Salah seorang di antara mereka turun dari motor, lalu melemparkan tiga bom molotov ke teras rumah Demang.
"Yang melempar (molotov) badannya agak besar, pakai jaket hitam, dan helm penutup muka. Yang satu lagi badannya kecil, pakai helm dan jaket juga," terang salah seorang saksi.
Kapolres Magelang Kota AKBP Tommy Aria Dwianto menyatakan, sudah tiga saksi yang dimintai keterangan. Yakni, Demang serta dua tetangganya. "Kami akan serius menangani kasus ini. Tidak akan menoleransi apabila nanti penyelidikan sudah merujuk kepada indentitas pelaku," tegasnya.
Dugaan sementara, korban diteror karena pemberitaan kasus dugaan korupsi Pasar Rejowinangun. Selama beberapa pekan terakhir Demang memang menulis dugaan korupsi dalam proyek itu yang diselidiki Kejaksaan Negeri Magelang.
"Secara pribadi saya tidak merasa punya musuh. Tidak ada ancaman lewat SMS atau telepon. Saya sangat yakin (teror) ini terkait dengan pemberitaan," katanya. (ady/JPNN/c10/ca)