Rupiah Lemah, Penaikan Suku Bunga Hanya Solusi Sesaat
jpnn.com, JAKARTA - Desakan terhadap Bank Indonesia (BI) segera menaikkan suku bunga acuan menghadapi situasi pelemahan rupiah yang memicu inflasi, dinilai hanya solusi sesaat untuk mencegah kepanikan.
Analisa itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan, menyikapi desakan terhadap BI untuk menaikkan suku bunga acuan. Apalagi rupiah sempat berada di posisi Rp 13.965 per dolar AS pada Kamis (3/5) lalu.
“Menurut saya, peningkatan suku bunga acuan oleh BI adalah panic button. Itu dilakukan untuk menahan capital outflow dana asing," ucap Heri kepada jpnn.com, di Jakarta pada Minggu (6/5).
Terjadinya capital outflow menurut dia akan membuat nilai tukar rupiah akan terus tertekan. Aliran modal asing yang keluar semakin tinggi. "Saat ini, mencapai Rp 8,6 triliun (year to date/ytd) sejak awal 2018," tukas politikus Gerindra ini.
Dia pun menyodorkan data bahwa akhir Februari 2018 cadangan devisa (Cadev) tergerus cukup dalam sebesar USD3,92 miliar hanya dalam waktu 1 bulan. Hal itu disebabkan oleh stabilitasi nilai tukar rupiah.
"Peningkatan suku bunga BI hanya langkah sementara untuk mencegah kepanikan. Pemerintah mesti mengobati masalah fundamentalnya dengan memperkuat kinerja ekonomi domestik," tegas legislator asal Jawa Barat ini.
Pada konteks itu, pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat dengan menciptakan stabilitas harga, baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik maupun harga pangan. Terlebih menjelang bulan Ramadan nanti.
"Langkah lain yang juga penting adalah pengetatan terhadap devisa hasil ekspor yang wajib disimpan di bank dalam negeri minimum enam bulan sehingga bisa mendorong pembelian rupiah," tambahnya.(fat/jpnn)