Saat Membuka Kain, Gubernur Ini Langsung Menangis
jpnn.com - KUPANG – Puluhan penari kolosal berarak dalam lari sambil melambai-lambaikan Merah Putih, Senin (2/5) siang di alun-laun Rujab Gubenur NTT.
Lantunan puisi terima kasih guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa membuat emosi hadirin ikut hanyut. Lagu hymne guru mengalun lembut tatkala kepala para penari itu tertunduk memberi hormat. Para penari menggotong tandu berbalut kain putih di depan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang lagi mendaraskan syair-syair puisi terima kasih untuk guru.
Sang gubernur diminta membuka kain penutup tandu. Tak disangka, ternyata yang berada di depannya saat ini adalah Jakobus Masan, guru Aljabar di SMPN-nya, 42 tahun silam. Di sekolah bernama SMP Palu Godam, jauh di pedalaman Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Tangis haru tak tertahankan, butiran-butiran bening nampak mengalir deras dari kedua pipi Frans Lebu Raya. Jakobus, sang guru hanya bisa tersenyum bangga dengan mantan anak didiknya yang kini menjadi orang nomor satu di provinsi ini. Frans lalu memeluk sang pahlawannya itu sambil menangis keras.
“Saya bangga dengan dia, dulu dia (Frans Lebu Raya, red) adalah anak yang rajin dan tekun. Dia paling kecil di kelas namun sekarang dia jadi orang besar. Saya bangga dengan mantan anak didik saya ini. Cabe rawit dia, kecil-kecil tapi lincah,” ujar Jakobus sambil tertawa kecil seperti dilansir Timor Express (JPNN Group).
Drama ini pun berakhir, sang guru dan mantan anak didiknya terus berpelukan, seperti melepas kangen. Keduanya berjalan dan sang guru pun dipersilahkan duduk bersanding di depan tenda VVIP upacara Hardiknas. Drama kolosal ini menurut Kadis P dan K Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk diskenariokan tanpa sepengetahuan gubernur.
“Pak Gub (gubernur, red) tidak tahu siapa guru yang akan dia temui. Acara ini kami skenariokan dalam rangka pencanangan Gerakan 'Aku Cinta Guru' tingkat NTT. Bapak Jacobus ikut senang karena dihadiahi sebuah unit sepeda motor.(JPG/fri/jpnn)