Sajikan Film-Film Antidiskriminasi di Ajang Bergengsi
jpnn.com - NAMA Denny JA selama ini dikenal sebagai pengamat politik dan pelopor survei politik dan penghitungan cepat (quick count). Namun, ada sisi lain Denny, yakni sebagai penulis naskah film.
Hari ini (5/12), lima film yang diangkat dari puisi karya Denny ditampilkan di ajang bergensi, festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) VIII di Yogyakarta. Lima film yang diangkat dari esai puisi karya Denny itu adalah "Sapu Tangan Fang Yin", "Romi dan Juli dari Cikeusik", "Cinta Terlarang Batman dan Robin", "Bunga Kering Perpisahan" dan "Minah Tetap Dipancung".
Film "Sapu Tangan Fang Ying" mengangkat kisah perempuan dari etnis Tionghoa yang terpaksa meninggalkan Indonesia ke Amerika Serikat demi menghilangkan trauma akibat menjadi korban kerusuhan Mei 1998. Sedangkan "Romi dan Juli dari Cikeusik" adalah kisah tragis tentang dua anak manusia yang terlibat asmara dengan latar belakang perbedaan aliran keagamaan, yakni Ahmadiyah dan Islam konservatif. Kisah perbedaan keyakinan juga tersaji dalam film "Bunga Kering Perpisahan".
Untuk film "Cinta Terlarang Batman dan Robin", mengangkat kisah asmasa dua lelaki yang akhirnya harus dicap melanggar norma. Sedangkan "Minah Tetap Dipancung" berkisah tentang TKW di Arab Saudi yang dihukum mati karena mempertahankan kehormatannya sebagai perempuan dari kelakuan bejat majikan.
Ketua Yayasan Denny JA, Kahar Novriantoni mengatakan, kelima film itu diangkat dari lima puisi esai karya Denny JA berjudul yang dirangkum dalam buku berjudul Atas Nama Cinta yang dirilis pada tahun 2012 lalu. Menurutnya, pemutaran kelima film bertema antidiskriminasi itu bukan pertama kalinya digelar.
"Kelima film itu sebelumnya telah singgah dan diputar di beberapa even bertema gerakan sosial dan budaya di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia dalam rangka kampanye Indonesia Tanpa Diskriminasi yang digagas oleh Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi," kata Kahar dalam rilisnya ke JPNN, Kamis (5/12).
Selain pemutaran film-film itu, pada hari terakhir penyelenggaraan JAFF lusa (7/12), Kahar dan Hanung juga akan mengisi salah satu sesi diskusi yang akan membedah tema Film for Social Movement.(jpnn)