Sang Pembunuh itu Bernama Miras Oplosan
Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada lambungnya. Saya beberapa kali medeteksi pasien yang secara endoskopi diketahui ada peradangan kronis pada lambung dan mengakui sebagai pengguna alhohol rutin pada saat konfirmasi setelah pemeriksaan endoskopi.
Alkohol akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, membentuk erosi sampai tukak usus dan selanjutnya akan menyebabkan perubahan struktur dalam usus sampai berubah menjadi sel ganas (kanker).
Liver peminum alkohol juga akan mengalami peradangan kronis yang akan berlanjut dengan penciutan hati (sirosis hati) tentu dengan komplikasi lanjutan yang bermacam-macam antara lain pembengkakan pada perut dan terjadi perdarahan pada saluran cernanya.
Alkohol juga dihubungkan dengan dengan berbagai kanker antara lain kanker usus besar. Pasien peminum alkohol kronis akan mengalami tulang kropos (osteoporosis), mengalami impotensi dan infertilitas. Pada wanita alkohol juga menjadi salah factor resiko terjadi kanker payudara.
Informasi mengenai penggunaan alkohol dosis kecil sedikit yang rutin membawa dampak baik untuk kesehatan ternyata juga masih kontroversi. Disisi lain penggunaan rutin walaupun sedikit tetap akan membawa efek samping yang akan timbul dimasa depan. Belum lagi toleransi dari penggunaan sedikit makin lama makin tinggi.
Bagaimana dengan Alkohol oplosan?
Minum minuman keras saja sudah berbahaya, apalagi kalau minuman keras tersebut dioplos dengan minuman lain jelas akan tambah berbahaya. Alkohol aplosan membuat kadar alkohol yang dikonsumsi menjadi tidak jelas kadarnya.
Di tengah masyarakat memang sediaan alkohol oplosan bermacam-macam disesuaikan kenapa minuman alkohol tersebut dioplos. Ada yang mengoplos minuman alkohol tersebut dengan minuman berenergi yang mengandung kafein, jelas ini akan mengganggu jantung.
Minuman keras yang dicampur dengan minuman berkarbonasi atau susu ini relatif tidak berbahaya tergantung kadar alkohola dari minuman mengandung alkohol utamanya. Yang paling berbahaya adalah minuman mengandung alkohol yang dicampur dengan spirtus atau minuman keras lain misal metanol yang tidak diketahui kadar alkaoholnya.
Tujuan utamanya adalah karena harga minuman keras tersebut lebih murah tetapi tentu dengan efek samping yang lebih berat dibandingkan dengan minuman mengandung alkohol saja. Alkohol oplosan yang yang terkahir ditemukan di Sumedang dan sudah menyebabkan ratusan korban ternyata diduga mengandung alkohol 96 % jelas akan membuat efek samping lebih cepat dan lebih berat.
Akhirnya, ternyata pengunaan alkohol lebih banyak dampak buruknya dari pada manfaatnya sehingga upaya untuk melarang penggunaan alkohol di tengah masyarakat luas memang harus dilakukan tentunya melalui berbagai peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah. (sam/jpnn)
*Dr.dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FACP
Ketua PAPDI Cabang Jakarta
Dosen dan Spesialis Penyakit Dalam