Sarankan Jokowi Tiru Cara Gus Dur
jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi mengritik cara Presiden Joko Widodo dan Wakilnya, Jusuf Kalla, dalam membentuk kabinet.
Menurut Adhie, berlarutnya pengisian kursi kabinet ini karena Joko Widodo dan Wakil Presiden Jususf Kalla mengambil posisi sebagai penerima lamaran dari orang-orang yang berhasrat untuk jadi menteri.
"Mestinya proaktif mencari 34 orang warga negara terbaik dari 230 juta penduduk Indonesia. Tapi karena mengambil posisi sebagai penerima lamaran jabatan menteri, makanya hiruk-pikuk yang terjadi menyerupai awal-awal kemerdekaan dulu," kata Adhie Massardi, dalam diskusi "Menyongsong Kabinet Baru Pro Daerah", di press room DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (24/10).
Soal mencari figur menteri, lanjut mantan juru bicara Presiden Gus Dur itu, Jokowi-JK hendaknya belajar dengan cara-cara yang pernah dilakukan Gus Dur.
"Gus Dur tidak pernah bersikap menunggu, beliau pro aktif mencari figur terbaik. Itu yang dilakukan Gus Dur," ungkap Adhie.
Selain itu, dia juga mengkritisi proses pembetukan kabinet saat ini yang lebih banyak mempertontonkan aspek improvisasi. Misalnya kata Adhie, anggota kabinet diumumkan di kawasan Tanjung Priuk dengan harapan visinya kelautan. "Kalau begini terus, hanyut saja sekalian," ketusnya.
Bagi Adhie, satu kabinet itu ibarat tim sepak bola. "Kalau tidak baik dalam menit-menit awal kan bisa diganti. Lagi pula, di setiap kementerian atau lembaga negara sudah ada mesin birokrasi. Paling menteri itu hanya berfungsi mengatur porsi. Itu saja kok. Jadi tidak penting-penting amat jabatan menteri itu harus terisi," pungkasnya. (fas/jpnn)