Sarat Pengalaman, Puan Dinilai Layak Masuk Kabinet
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Ekskutif Indo Barometer M Qodari menilai Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani punya modal kuat untuk masuk dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ke depan. Menurutnya, Puan memiliki modal besar dalam hal pengalaman di kancah politik.
Bahkan, menurut Qodari, Puan layak menjadi seorang menteri koordinator. “Puan adalah Ketua DPP Bidang Politik, di DPR juga menjabat sebagai ketua fraksi. Prestasi dan pengalamannya adalah terlibat langsung dalam dinamika politik partainya yang kemudian menempatkan PDIP sebagai partai penguasa," kata Qodari di Jakarta, Minggu (19/10).
Qodari juga menyebut Puan punya jaringan kuat. Sebab, putri Megawati Soekarnoputri itu sudah menjabat ketua fraksi sejak periode lalu. Di jajaran pengurus partai, Puan juga memegang jabatan sentral di bidang politik.
"Menurut saya, Puan adalah politisi yang network-nya cukup luas, baik latar belakang keluarga maupun pengalaman politiknya di DPR dan DPP. Saya kira untuk kategori politisi sudah cukup layak. Tak jauh beda ketika berbicara soal Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar," ungkapnya.
Qodari lantas membeberkan pengalaman Puan dalam politik. Di antaranya dalam dua kali pemilu legislatif, Puan sebagai calon anggota DPR selalu meraih suara di atas bilangan pembagi pemilihan (BPP) dan masuk suara terbesar nasional. Puan juga menjadi ketua tim pemenangan Pilkada Jawa Tengah yang menjadikan Ganjar Pranowo menjadi orang nomor satu di pemerintahan daerah tersebut.
Untuk tingkat nasional, Puan sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu mampu mengantar partai pimpinan Megawati itu memenangi pemilu legislatif dan presiden. Untuk acara partai, Puan juga teruji karena beberapa kali menjadi ketua panitia dalam pelaksanaan perhelatan besar PDIP.
Nama Puan memang masuk dalam nama-nama yang dirilis oleh IndoBarometer. Dia masuk sebagai calon menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Kandidat lainnya adalah Muhaimin Iskandar dan Pramono Anung.
"Nama-nama ini hasil telusuran media massa, info dari kelompok masyarakat, dan narasumber yang dianggap kredibel dan relevan,” kata Qodari. (mas/jpnn)