Satgas Noken Bangun 30 Peternakan di Papua
jpnn.com, JAKARTA - Satuan Tugas Pembinaan Masyarakat (Satgas Binmas) Noken telah membangun 30 peternakan di sembilan kabupaten di Papua. Sejak diresmikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada April 2018, satgas tersebut terus mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ujung timur tersebut.
Kasatgas Binmas Noken Kombes Eko Rudi Sudarto mengatakan, sembilan titik sasaran yaitu Kabupetan Mimika, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukim. Kemudian Pegunungan Bintang, Nabire, Paniai, Puncak dan Puncak Jaya. Dalam pelaksanaannya, satgas ini mengedepankan pendekatan lunak terhadap penduduk asli Papua.
“Kabupaten Puncak Jaya kami bangun tiga spot ternak babi, Kabupaten Lanny Jaya dua, Kabupaten Jayawijaya tiga spot ternak babi an tiga spot ternak lebah madu. Lalu abupaten Pegunungan Bintang empat spot ternak babi," kata dia dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Binmas Noken di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (11/12).
"Untuk Kabupaten Yakukimo dua spot ternak, Kabupaten Mimika enam spot ternak ayam dan satu spot ternak babi, Kabupaten Paniai dua spot ternak babi, Kabupaten Nabire satu spot ternak babi dan Kabupaten Puncak tiga spot ternak babi,” tambah Kombes Eko.
Selain sektor peternakan, Satgas Binmas Noken juga membangun satu lokasi bercocok tanam kopi di Lanny Jaya, tiga lokasi bercocok tanam kopi dan sayur mayur di Jayawijaya, satu lokasi bercocok tanam di Yahukimo. Kemudian dua lokasi bercocok tanam di Mimika dan satu di Nabire.
“Selama sembilan bulan kami adakan delapan lokasi untuk sektor pertanian,” ujar Eko.
Satgas Binmas Noken awalnya direncanakan hanya sampai 31 Desember 2018. Namun untuk mengawal pesta demokrasi berjalan aman, operasinya diperpanjang hingga agenda Pilpres dan Pileg 2019 rampung.
Satgas Binmas Noken juga memberikan pendidikan dasar dan olah raga taekwondo kepada anak-anak di sembilan kabupaten sasaran. Pendidikan tersebut dikemas dalam program polisi pergi mengajar, yang dalam bahasa Papua disebut ‘polisi pi ajar’.
Acara diskusi ini diselenggarakan Mabes Polri bersama Universitas Bhayangkara Jakarta dan Concern Strategic Thinktank. (tan/jpnn)