Sayan Rumaket Jadi Sarana Menjaga Seni Budaya dan Lingkungan
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengatakan Sayan Rumaket di Taman Baca Ubud merupakan sarana untuk mendekatkan warga.
Sekjen Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) itu berharap acara Sayan Rumaket dapat menginspirasi desa-desa lain di Bali bahkan juga di Indonesia untuk menjaga, memperkuat, dan memajukan tiga hal.
Pertama, kata dia adalah culture, yakni menjaga seni-budaya yang mengakar dalam masyarakat desa. Kedua, nature, menjaga alam-lingkungan agar tetap lestari.
"Ketiga, menyiapkan diri untuk “future” (masa depan) dengan selalu update pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memperkuat tiga tersebut di desa maka saya sangat yakin Indonesia akan bangkit dan pulih dari desa,” ungkap Sayan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (10/10).
Acara Sayan Rumaket berlangsung selama dua hari Sabtu-Minggu, 8-9 Oktober 2022 dan diselenggarakan oleh Sekehe Teruna Teruni (STT) Bina Warga, organisasi Pemuda Banjar Mas Sayan yang didukung penuh oleh PP KAGAMA dan Pengda KAGAMA Bali.
Sayan Rumaket dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti Tour de Sayansation, Diskusi Desa Wisata, Gowes for Love, pameran UMKM, Workshop Regenerasi Young Artist, pertunjukan musik, juga beberapa aksi sosial.
Tema Sayan Rumaket sendiri bisa diartikan ganda; Sayan sebagai nama desa dan Sayan yang juga bisa diartikan makin dan Rumaket dalam bahasa Bali memiliki arti semakin dekat.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo, Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia, Sekjen KAGAMA Ari Dwipayana, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati serta Bupati Gianyar I Made Mahayastra.
Pada acara tersebut, rombongan diajak menyusuri keindahan alam persawahan desa Sayan, dipandu Kepala Desa Sayan, I Made Andika.
Tujuan pertama Tour de Sayansation adalah Beji Sudhamala yang terletak di banjar Penestanan Kaja. Beji ini unik, karena dihiasi relief perjalanan Maharesi Markandeya, yang dalam dua tahun terakhir ini dipahat warga di saat menghadapi situasi pandemi.
Ini memperlihatkan kreativitas seniman desa Sayan tetap hidup meskipun ekonomi pariwisata terkena dampak terdalam dari Pandemi. Di tempat tersebut, Ganjar Pranowo, Ovi Emilia, Ari Dwipayana dan Wakil Gubernur Bali, diberi kehormatan memahat dinding padas, yang kemudian diteruskan oleh para seniman Penestanan Kaja.
Dari Beji, rombongan disuguhi sarapan di nasi Men Juwel, nasi campur ayam, khas Sayan, sebelum meyaksikan pameran Lukisan Young Artist khas penestanan dan gaya Baung-Sayan, pameran produk UMKM, produk pertanian organik dan aktivitas pemberdayaan desa lainnya.
Pada siang harinya digelar diskusi desa wisata, bertema, “Pulih dan Bangkit dari Desa”, yang menghadirkan beberapa narasumber, seperti Ketua Umum PP KAGAMA Ganjar Pranowo, Rektor Universitas Gadjah Mada, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UGM, Ari Sujito dan Owner Bali Spirit Festival Made Gunarta dengan moderator Sukma Arida.
Rangkaian acara yang berlangsung dua hari ini, diwarnai keakraban dan keguyuban. Pada hari kedua, acara diisi dengan “Gowes For Love”, yang dilepas oleh Rektor UGM bersama Sekjen KAGAMA dari Pasar Desa Pakraman Sayan, Ubud, Bali. (mcr10/jpnn)