Sebut Airlangga Otoriter, Kubu Bamsoet Lihat Potensi Golkar Bakal Pecah Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Ahmadi Noor Supit menyinyalir potensi parpolnya bakal mengalami perpecahan lagi seperti saat muncul kubu Munas Bali kontra Munas Ancol. Menurutnya, bibit perpecahan itu terlihat dari tersingkirnya para pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari posisi di alat kelengkapan DPR (AKD) ataupun kepanitiaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
Ahmadi yang juga ketua Tim Pemenangan Bamsoet menuding Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bertindak sewenang-wenang. Menurut Ahmadi, pihak-pihak yang terafiliasi dengan Bamsoet termasuk di Fraksi Partai Golkar DPR langsung disingkirkan.
“Airlangga Hartarto melakukan penggusuran sejumlah posisi dan pemecatan sejumlah tenaga ahli Fraksi Partai Golkar yang menjadi pendukung Bamsoet. Ada pencoretan terhadap seluruh anggota kepanitiaan Munas Golkar yang terindikasi pro-Bamsoet oleh saudara Airlangga Hartarto pada hari ini,” ujar Ahmadi di Jakarta, Rabu (20/11).
Ahmadi menyebut Airlangga tidak memenuhi komitmen kesepakatan dengan Bamsoet jelang pemilihan ketua MPR pada Oktober lalu. Saat itu kesepakatannya adalah Bamsoet menjadi ketua MPR dan pendukungnya diakomodasi untuk menempati posisi alat kelengkapan DPR.
Namun, kata Ahmadi menegaskan, Airlangga jelas-jelas melanggar gentlemen agreement dan keputusan rapat pimpinan nasional tentang mendahulukan musyawarah mufakat sebelum voting. “Ini adalah perilaku yang bisa diartikan sebagai tindakan mempertontonkan kekuasaan otoriter dan suka-suka atau wanprestasi sehingga tidak mungkin lagi ada musyawarah mufakat,” tegasnya.
Ahmadi menambahkan, hal itu berpotensi memunculkan perlawanan dan melahirkan munas tandingan seperti Ancol vs Bali pada waktu lalu yang membuat perpecahan Golkar tak terhindarkan. “Golkar pecah lagi karena tindakan antidemokrasi dan intimidatif dari Airlangga Hartarto dan orang-orang dekat sekelilingnya,” pungkasnya.(ara/jpnn)