Sebut Istri Semanis Gula, Habibie Menangis
Minggu, 12 Desember 2010 – 05:50 WIB
Setelah menikah, Habibie memboyong Ainun untuk menemaninya menimba ilmu di Jerman. Ainun pun tinggal bersama Habibie di sebuah apartemen kecil di Aachen. Ketika itu, gaji Habibie hanya EUR 680 (sekitar Rp 8,2 juta kurs sekarang). "Waktu itu, gaji saya sangat pas-pasan dan hanya cukup buat hidup sendiri. Karena itu, ibu saya asuransikan," ungkapnya.
Dia menceritakan, kisah itu merupakan sepenggal di antara kisah lain yang akan ditemukan pembaca dalam bukunya tersebut. Habibie menggoreskan penanya sekitar empat bulan setelah Ainun meninggal. Buku itu rampung ditulis pada awal November 2010 dan diluncurkan pada 30 November 2010.
Awalnya, Habibie tergerak menulis untuk menjaga memorinya tentang almarhumah Ainun. Dia khawatir memori tentang sang istri yang menemaninya selama 48 tahun 10 hari itu hilang tergerus usia. Walaupun sudah mengikhlaskan kepergian sang istri, Habibie mengaku belum bisa menyembuhkan luka karena kehilangan. "Saya tidak bisa membohongi diri bahwa masih sakit di hati. Tapi, saya mencoba untuk ikhlas," ujarnya.