Sejumlah Daerah Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Pemicunya
jpnn.com, JAKARTA - Cuaca ekstrem masih terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir ini. Seperti hujan disertai angin puting beliung di Jogjakarta dan Minahasa.
Kemudian banjir di Cilegon dan Bumi Ayu di saat musim peralihan dari penghujan ke kemarau. Pemicu cuaca ekstrem ini adalah Fenomena Madden Julian Oscilation (MJO).
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatalan MJO itu juga juga disebut aktifnya aliran massa udara basah. Atau juga fenomena gelombang atmosfer tropis yang merambat ke arah timur. Dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.
’’MJO memiliki siklus perambatan 30-90 hari. Dan dapat bertahan pada satu fase sekitar 3-10 hari,’’ kata Herizal, seperti diberitakan Jawa Pos.
Dari pantuan BMKG menunjukkan saat ini fase basah MJO terpatau berada di wilayah Benua Maritim Indonesia. Keberadaan MJO fase ini memberikan pengaruh dalam meningkatkan suplai uap air. Peningkatan uap air ini memicu pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah.
Dari sisi iklim, kehadiran MJO ini dapat meredam suhu panas dan hari-hari kering di beberapa daerah yang sebenarnya masuk musim kemarau. ’’Tetapi ini tidak berarti musim kemarau menjadi gagal atau tertunda,’’ jelasnya.
MJO diperkirakan aktif sampai awal Mei nanti. Setelah itu kondisi atmosfer akan kembali cenderung kering. Sehingga kemarau diperkirakan mulai dominan di semua tempat di pulau Jawa.
Untuk wilayah Jakarta sampai hari ini masih sering terjadi hujan. Meskipun hujannya tidak sampai lebat, tetapi durasinya cukup lama. (wan)