Selama Ramadhan Permintaan Kurma Organik Australia Meningkat
Minggu, 12 Juli 2015 – 19:55 WIB
BUAH kurma selalu identik dengan buah khas Timur Tengah. Tapi ternyata Australia Selatan juga tengah mengembangkan buah kaya khasiat ini. Selama Ramadhan, pemilik perkebunan kurma di Australia Selatan untung besar karena melonjaknya permintaan.
Buah kurma organik dari perkebunan milik Dave Reilly di Riverland, Australia Selatan.
Perkebunan kurma semi eksperimental di kawasan Riverland, Australia Selatan menuai untung besar di bulan suci Ramadhan dan juga atas dedikasi mereka sendiri selama bertahun-tahun dalam menanam tumbuhan yang lambat pertumbuhannya tersebut.
Petani kurma, Dave Reilly mengatakan kebun kurmanya mulai ditanami pada pertengahan 1990-an, tapi baru lima tahun yang lalu pohon-pohon kurma di kebunnya mulai menghasilkan buah yang besar.
Menurutnya menanam pohon kurma organik di kebunnya yang juga sangat jauh dari habitat asli mereka cukup menantang.
"Kita harus belajar bagaimana menanam pohon kurma di Australia. Ada karakteristik unik di kawasan Riverland yang berbeda dengan beberapa kawasan lain di dunia yang mengembangkan tanaman kurma,” katanya.
"Beberapa varietas kurma milik kami telah berbuah saat ini dan ada juga tanaman yang dipanen dua kali dalam setahun yang tidak biasa.”
Menurut Reilly, permintaan buah kurma dari perkebunananya melonjak pesat menjelang Ramadhan karena banyak orang menambah simpanan buah kurma yang mereka butuhkan selama Ramadhan.
"Pasar kurma di seluruh dunia pada saat Ramadhan mencapai puncaknya,” tambahnya.
Produksi kurma Australia hanya memasok sebagian kecil dari total konsumsi kurma domestik dan menurut Dave Reilly hanya ada beberapa petani di Australia yang menanam pohon kurma.
Perkebunan milik Reilly di Riverland juga menjadi toko tanaman yang memasok stok pohon korma untuk di jual kepada petani yang berminat menanam kurma.
Reilly mengaku kurma merupakan tanaman padat karya dan orang dapat tersengat duri yang terdapat di pohon kurma tersebut.
Dia mengatakan ketika pohon kurma sudah berbuah dan tahap percobaan industri Australia ini masih terus berlangsung, bisa mengundang produsen kurma potensial lainnya.
"Pendekatan yang kami lakukan saat ini adalah berusaha menanam sebanyak mungkin varietas kurma,”
"Kami sudah mengimpor tanaman kurma dan menanamnya disini sekarang di lahan percobaan kami dan dari 27 varietas yang kami tanam ada sekitar lima varietas yang sedang berbuah.
"Dan dari lima yang berbuah itu saya bisa mengesampingkan dua varietas diantaranya karena saya belum memiliki ide bagaimana mengkomersialkannya,”
"Tanaman kurma asli yang kita tanam masih sangat kecil sekitar 10 tahun lalu, ada beberapa pohon korma yang masih belum juga berbuah padahal kita sudah menanamnya lebih dari 12 tahun, tapi ada beberapa varietas pohon kurma lain yang sudah berbuah padahal baru kita tanam 5 tahun lalu,” katanya.
Bahkan setelah Ramadhan permintaan kurma tetap meningkat, pasar untuk kurma organis masih sangat besar.
Dave Reilly mengatakan produksi kurma Australia hanya sebagian kecil dari perkebunan kurma global.
"Dalam skala internasional, kurma merupakan industri yang sangat besar. Saya perkirakan setiap tahunnya ada sekitar 7.4 juta ton kurma yang diproduksi di 40 negara,”
"Australia sendiri saya duga luas perkebunan kurmanya tidak lebih dari 100 hektar saja saat ini,”
"Jadi kemampuan kita dalam memasok kebutuhan kurma di dalam negeri sendiri masih sangat jauh,” tegasnya. (admin)
Petani kurma, Dave Reilly memegang sekotak kurma organik dari kebun miliknya.